Selasa 16 Jul 2024 14:00 WIB

Soal Fenomena Suhu Dingin, Begini Penjelasan BMKG Jateng 

Fenomena ini biasa terjadi pada periode musim kemarau dan puncak musim kemarau.

Rep: Mohammad Noor Alfian / Red: Satria K Yudha
Embun es pada rerumputan mulai mencair terkena matahari di kawasan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Ahad (30/7/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Embun es pada rerumputan mulai mencair terkena matahari di kawasan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Ahad (30/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, dilanda fenomena suhu dingin lebih dari biasanya meski sedang musim kemarau. Suhu di kawasan pegunungan Dieng, Wonosobo, bahkan berada di bawah 0 derajat Celsius hingga muncul embun es seperti salju.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan fenomena suhu dingin beberapa waktu terakhir adalah hal normal saat musim kemarau. 

Baca Juga

"Fenomena bediding (suhu dingin yang mencolok) merupakan fenomena yang biasa terjadi saat musim kemarau, sehingga tidak perlu dikhawatirkan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Jateng Iis Widya saat dihubungi Republika, Selasa (16/7/2024). 

Iis mengatakan fenomena tersebut umumnya terjadi pada periode musim kemarau dan puncak musim kemarau, yakni antara bulan Juli hingga Agustus. Fenomena tersebut ditandai dengan tidak adanya hujan selama beberapa hari, dan sedikitnya perawanan. 

"Energi matahari yang terserap permukaan bumi, pada malam hari secara terus menerus dilepaskan ke atmosfer dan tidak ada awan yang menghalangi, sehingga suhu semakin rendah. Ditambah dengan adanya angin timuran yang bersifat dingin dan kering," katanya. 

Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada jelang musim kemarau terhadap potensi bencana hidrometeorologi.  "Terkait musim kemarau, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti kekeringan, kekurangan air baku, kebakaran, serta kebakaran hutan dan lahan. Tetap menjaga kondisi kesehatan dengan banyak minum supaya terhindar dari dehidrasi," katanya.

Di sisi lain, fenomena bediding jusru menjadi daya tarik wisata di Dieng. Pasalnya, terjadi fenomena embun es yang menarik wisatawan. 

"Di Dieng saat bediding muncul fenomena alam embun es (frost) yang menjadi daya tarik wisatawan," katanya.

BMKG elas II Ahmad Yani Semarang menjelaskan bahwa puncak kemarau, khususnya di wilayah Jawa Tengah, ditandai dengan suhu dingin. Suhu lebih dingin dari biasanya diperkirakan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

"Beberapa hari terakhir ini, untuk wilayah Jateng bisa dijumpai suhu dingin, terutama pada malam hingga dini hari, menjelang pagi," kata prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang Noor Jannah Indriyani.

Menurut dia, fenomena tersebut normal karena ketika memasuki puncak musim kemarau, maka tutupan awal relatif kecil sehingga radiasi bumi yang dipancarkan tidak memiliki hambatan atau penghalang.

"Malam hari di mana radiasi bumi dipancarkan itu tidak ada hambatan atau penghalang sehingga bumi lebih cepat mengeluarkan panasnya, dan untuk suhu di sekitar permukaan Bumi bisa lebih dingin daripada biasanya," katanya.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement