REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang dua bangunan milik Hizbullah di Lebanon selatan pada Senin (15/7/2024), kata militer ketika ketegangan terus meningkat antara kedua belah pihak. Hal ini dilaporkan Anadolu Agency.
Serangan itu menargetkan dua bangunan di kota Mays Al-Jabal setelah anggota Hizbullah terlihat di dalam, kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
Tentara Israel mengatakan artileri mereka juga menargetkan kota Odaisseh untuk menghilangkan apa yang mereka sebut ancaman, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara itu, tentara Israel mengatakan sistem pertahanan udaranya mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon. Sementara roket lainnya jatuh ke area terbuka di Israel utara.
Dikutip dari laman Middle East Monitor, Selasa (16/7/2024), tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan.
Hizbullah, pada bagiannya, mengatakan bahwa para pejuangnya telah menyerang dengan peluru artileri sebuah pos militer Israel di Perbukitan Kafr Shuba yang diduduki di Lebanon selatan.
Kekhawatiran berkembang akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah saling serangan lintas batas.
Peningkatan ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah membuat hampir 38.700 orang wafat sejak Oktober 2023, menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.
Nasrallah: Pembantaian Mawasi Israel adalah bukti ketidakadilan dan tirani yang dialami warga Palestina
Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah mengecam pembantaian terbaru Israel terhadap pengungsi Palestina di Al-Mawasi, Khan Yunis, dengan dalih bahwa mereka menargetkan para pemimpin perlawanan di Gaza.
Pada Sabtu lalu, Israel membunuh lebih dari 90 warga Palestina dan melukai hampir 300 lainnya dalam serangan yang menargetkan sebuah kamp yang menampung para pengungsi di Jalur Gaza selatan.
Pada Sabtu malam, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Operasi Al-Mawasi menargetkan Mohammed Deif dan wakilnya, Rafa’a Salameh, namun sejauh ini belum ada konfirmasi mengenai kematian mereka.
"Zionis melakukan pembantaian besar-besaran terhadap pengungsi di Al-Mawasi di Khan Yunis, dan kemudian membenarkannya dengan mengklaim bahwa mereka menargetkan para pemimpin (perlawanan),” kata Nasrallah, seraya menambahkan bahwa ini adalah bentuk ketidakadilan dan tirani di muka bumi.
Nasrallah mengatakan sebagian besar pejuang Hizbullah yang terluka dalam pertempuran melawan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza telah pulih dan kembali ke medan perang.
Ia menambahkan bahwa apa yang terjadi di Palestina dan Gaza adalah contoh nyata dari ketidakadilan.
Dia menekankan bahwa Hizbullah dan Houthi Yaman akan terus mendukung perjuangan Palestina dan perlawanan Palestina di Gaza dengan segala cara yang memungkinkan.