REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Polri mencatat sedikitnya 12 bangunan sekolah yang dibakar oleh kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka sepanjang 2023 sampai Juli 2024 berjalan. Operasi Damai Cartenz menegaskan aksi sepihak komplotan bersenjata tersebut merugikan seluruh masyarakat, terutama bagi anak-anak pelajar di Bumi Cenderawasih yang membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan.
Kasatgas Humas Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Bayu Suseno mengatakan, pembakaran yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut membuat ribuan anak di Papua tak bisa lagi menikmati sekolah. Padahal, kata Kombes Bayu, aktivitas sekolah bagi anak-anak di Papua bukan cuma sebagai wadah pendidikan, namun bagian dari upaya untuk peningkatan kualitas hidup putra-putri asli Papua di masa mendatang.
“Akibat pembakaran-pembakaran bangunan-bangunan sekolah yang kerap dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu, siswa-siswi di Papua, tidak lagi bisa bersekolah,” begitu kata Kombes Bayu dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Kombes Bayu memerinci rentetan peristiwa-peristiwa penyerangan dan pembakaran oleh kelompok separatis Papua Merdeka sepanjang 2023 sampai Juli 2024 saat ini. Kata dia, aksi pertama terjadi pada 9 Januari 2023 lalu, yaitu ketika kelompok bersenjata Papua Merdeka menyerang pesawat kargo yang mendarat di Bandar Udara (Bandara) Oksibil, di Pegunungan Bintang, Papua.
Usai menembaki pesawat barang tersebut, kelompok bersenjata yang sama juga melakukan serangan dan pembakaran terhadap bangunan sekola SMK Negeri-1 Oksibil. Puluhan siswa-siswi yang menimba ilmu di sekolah tersebut pun terpaksa tak dapat melanjutkan aktivitas pendidikannya.
Kejadian penyerangan dan pembakaran sekolah oleh kelompok separatis bersenjata berlanjut pada 12 Maret 2023 di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Sebuah komplek SD YPK Metanoia di Distrik Dekai ludes dibakar setelah kelompok separatis bersenjata menyerang maskapai penerbangan komersial di Bandara Nop Goliath.
“Akibat dari serangan dan pembakaran bangunan-bangunan sekolah oleh KKB tersebut, siswa-siswi SD YPK Metanoia terpaksa diliburkan dan sampai saat ini aktivitas pendidikan siswa-siswa sekolah tersebut terbengkalai,” ujar Bayu.
Sehari setelah kejadian tersebut, masih di Distrik Dekai, kelompok separatis bersenjata juga melakukan pembakaran bangunan SD Negeri-1 Dekai, di Yahukimo. Kejadian tersebut sempat ketahuan oleh kepala sekolah. Namun, dikatakan Bayu, aksi sepihak pembakaran tersebut, sempat melahap bangunan Kelas IV B.
Pada 16 Maret 2023, pembakaran bangunan sekolah kembali terjadi di Distrik Dekai. Dua anggota kelompok separatis bersenjata, teridentifikasi membakar Gedung SMP Negeri-2 Dekai. Pembakaran bangunan sekolah menengah tingkat pertama itu meratakan beberapa kelas belajar dan ruang serta fasilitas komputer.
Kombes Bayu melanjutkan, aksi penyerangan dan pembakaran sempat berhenti. Akan tetapi kembali terjadi persis pada 17 Agustus 2023. Saat itu, kata Bayu, kelompok separatis bersenjata membakar bangunan SMA Negeri-1 Ilaga di Kabupaten Puncak. Serangan kelompok bersenjata terhadap sarana-sarana pendidikan kembali terjadi pada 10 November 2023. “KKB membakar SMP Negeri-1 Gome di Kabupaten Puncak,” sambung Bayu.
Pada 2024, Operasi Damai Cartenz mencatat tiga kali serangan dan pembakaran sekolah-sekolah oleh kelompok separatisme. Kata Bayu, kejadian pertama pada 1 Mei 2024 saat kelompok bersenjata Papua Merdeka membakar bangunan SD Inpres Pogopa, di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dalam kejadian tersebut, sempat terjadi kontak senjata antara pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Polri dengan kelompok separatis Undius Kogoya dan Keni Tipagau, serta Aibon Kogoya yang melakukan pembakaran bangunan-bangunan sekolah tersebut.
Aksi pembakaran bangunan sekolah kembali terjadi pada 21 Mei 2024, ketika kelompok separatis bersenjata menyerang Kampung Madi di Distrik Paniai Timur. Dalam kejadian tersebut, kelompok separatis membakar 12 unit petak kios di Kampung Kopo Madi. Dalam aksi tersebut, juga turut membakar bangunan Sekolah PAUD, SD, dan SMP YPPGI Kepas Kopo. Dan aksi sepihak penyerangan dan pembakaran sekolah yang dilakukan separatis, terakhir terjadi pada 12 Juli 2024 lalu. Kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka membakar Kompleks Sekolah SD, SMP, dan SMK Okbab, di Kampung Borban.