REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Untuk yang keenam kalinya dalam 10 hari terakhir, sekolah-sekolah berisi pengungsi di Jalur Gaza kembali dibom tentara penjajahan Israel. Kali ini, sekolah di Nuseirat di Kota Gaza jadi sasaran, mengakibatkan 23 orang syahid.
Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, jumlah korban luka mencapai 73 orang dalam pemboman terhadap Sekolah UNRWA Al-Razi di kamp tersebut.
Rekaman video yang diverifikasi oleh lembaga pengecekan fakta Aljazirah, Sanad, memperlihatkan seorang pemuda membawa sisa-sisa roket yang menargetkan sekolah itu. Dia mengatakan bahwa pengungsi Palestina dibunuh oleh Israel dengan rudal Amerika.
“Kami melihat anak-anak dipenggal dan orang-orang menjadi mayat dan bagian tubuh lainnya di dalam sekolah, dan saya tidak dapat menggambarkan pemandangan mengerikan dari pemboman tersebut,” katanya dilansir Aljazirah.
Rekaman tersebut mendokumentasikan kerusakan dan potongan tubuh berserakan di halaman sekolah yang dipenuhi pengungsi. Terjadi kekacauan di dalam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis setelah kedatangan sejumlah besar orang yang terluka parah dari sekolah itu.
A Palestinian is wailing over the loss of his family in the Israeli massacre at the UNRWA school in Al-Nuseirat refugee camp, where more than 23 Palestinians, most of them children and women sheltering in their tents, were slaughtered. pic.twitter.com/QJPjgLiVWK
— Quds News Network (QudsNen) July 16, 2024
Serangan Israel terhadap sekolah menengah Al-Razi di jantung kamp – sebuah daerah yang sibuk – terjadi pada jam-jam ketika jalan-jalan di sekitar sekolah penuh dengan orang. Beberapa hari terakhir telah terjadi serangan langsung dan disengaja terhadap enam sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza.
Sekolah-sekolah itui adalah ruang belajar yang diubah menjadi tempat penampungan dan pusat evakuasi bagi ratusan ribu pengungsi Palestina dari Gaza utara, Kota Gaza, dan yang terbaru, dari Rafah dan Mawasi.
Hampir tujuh dari 10 sekolah yang dikelola UNRWA telah dibom di Gaza sejak awal perang, menurut badan PBB untuk Palestina.
“Lebih dari 95 persen sekolah-sekolah ini digunakan sebagai tempat berlindung ketika terjadi bencana. 539 orang yang berlindung di fasilitas UNRWA telah terbunuh,” kata UNRWA di X. “Tidak ada tempat yang aman. Pengabaian terang-terangan terhadap premis-premis PBB dan hukum kemanusiaan harus dihentikan.”
Dikecam... baca halaman selanjutnya