REPUBLIKA.CO.ID, Wahid bin Abdussalam mengutip sebuah hadits yang di sahihkan al-Albani, sebagaimana dirawikan dari 'Aisyah, bahwa ketika Rasulullah SAW mendapati seorang wanita sedang mengobati 'Aisyah dan merukiahnya. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, Obatilah dengan kitabullah.
Dengan demikian, kata Wahid, Alquran dapat menjadi penawar bukan hanya serangan sihir, kerasukan setan, melainkan juga penyakit-penyakit tubuh. Itu juga didasarkan Wahid atas pengalaman-pengalamannya sebagai praktisi.
Satu contoh bentuk serangan penyihir adalah sihir pemisah. Dengan itu, umpamanya, pasangan suami-istri menjadi berubah mendadak, dari saling mencintai menjadi saling membenci.
Dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 102 dijabarkan, salah satu efek sihir adalah dapat menceraikan antara seorang suami dengan istrinya. Namun, kata dia, sihir pemisah tidak hanya menarget pasangan suami-istri, melainkan juga antara lain anak dengan ibu atau ayahnya, saudara sekandung, serta hubungan persahabatan.
Wahid lantas menjelaskan tandatanda sihir pemisah bekerja. Di antaranya, muncul perubahan mendadak dari keadaan saling menyukai menjadi saling tidak suka. Kemudian, timbulnya saling meragukan satu sama lain. Kondisi ini berlanjut pada hilangnya rasa saling pengertian dan suka membesarbesarkan persoalan sepele.
Dalam kasus suami-istri, masingmasing melihat pasangannya dalam gambaran yang jelek, meskipun pasangannya itu berparas tampan atau cantik.
Menurut Wahid, gambaran buruk tersebut merupakan perbuatan setan, sehingga ketampanan atau kecantikan pasangan tertutup. Suami menjadi benci melihat istrinya. Setali tiga uang, istri melihat suaminya sebagai sosok yang mengerikan.
Puncaknya, kedamaian rumah tangga atau hubungan menjadi sirna karena apa saja yang dilakukan pasangan menjadi sumber kebencian yang tak beralasan. Mengenai fenomena itu, Ibnu Katsir berkata, Penyebab perpisahan antara suami dengan istrinya karena sihir adalah hal yang digambarkan kepada si suami atau si istri dengan penggambaran bentuk yang buruk. Artinya, setan berhasil menceraikan pasangan sah tersebut.
Bagaimana sihir pemisah ini bermula? Wahid menjelaskan, awalnya orang yang tidak senang pasangan suami-istri itu mendatangi tukang sihir. Setelah memberi tahu nama si suami atau istri itu, biasanya beserta nama ibu masing-masing, penyihir kemudian meminta benda yang pernah melekat pada tubuh sasaran serangan sihir.
Itu bisa berupa helaian rambut, pakaian, dan sebagainya. Jika barangbarang demikian tidak ada, dapat digantikan dengan air. Penyihir kemudian meminta rekannya itu agar menuangkan air yang telah dijampi-jampi itu di sepanjang jalan yang biasa dilalui korban. Bisa pula pada makanan atau minuman yang biasa dikonsumsi si suami atau istri. Untuk melepas pengaruh sihir pemisah itu, Muslim disarankan agar menemui ustaz atau ulama segera.
Bagaimanapun, seorang Muslim dapat mencegah diri dan keluarganya dari upaya-upaya sihir. Secara umum, kita dapat meningkatkan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari. Bukan hanya soal ibadah pribadi, melainkan juga tata perilaku atau interaksi sosial yang lebih Islami.
Selain itu, seorang Muslim dapat merutinkan zikir dan mengaji Alquran. Misalnya, dengan sering-sering membaca Ayat Kursi, surah al-Ikhlas, al- Falaq, dan an-Naas di akhir shalat lima waktu. Tidak lupa pula, rutin membaca doa untuk memohon perlindungan Allah agar diri terjaga dari marabahaya dan niat jahat orang lain.