REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cek khodam online muncul sebagai sebuah fenomena yang menarik minat masyarakat Indonesia. Cek khodam dilakukan dengan menanyakan nama penonton siaran langsung kemudian ditebak khodam yang bersemayam.
Menanggapi hal ini, Antropolog dari Universitas Airlangga, Biandro Wisnuyana menilai bahwa cek khodam online juga menjadi viral karena masyarakat Indonesia sangat suka dengan hal mistis dan cocoklogi (percocokan logika). Biandro pun menyarankan masyarakat untuk tidak menjadikan hal ini sebagai sesuatu yang harus dipercaya.
“Silakan untuk ber-euforia dengan adanya fenomena ini, namun jangan sampai menjadikan hal ini sebagai satu acuan untuk mereka percaya dalam melakukan sesuatu hal. Karena sekali lagi ini adalah sifatnya hiburan dan keabsahan terkait dengan data empirik maupun historis itu masih perlu dipertanyakan,” kata Biandro dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (17/7/2024).
Biandro juga menilai bahwa saat ini khodam telah mengalami perubahan makna. Masyarakat zaman dahulu menganggap khodam sebagai magis, sementara sekarang hanya sebagai media hiburan melalui cek khodam online.
Perubahan makna khodam itu menurut Biandro bisa membuat rasa takut atau kekhawatiran terhadap hal ghaib hilang dan malah menjadi media hiburan. Namun cek khodam online juga bisa memberi dampak negatif, salah satunya membuat masyarakat over self-confidence atau terlalu percaya diri dengan khodam yang mereka miliki.
“Ketika khodam mereka bagus atau keren, orang-orang malah merasa bisa melakukan segala hal seenaknya sendiri,” kata Biandro.
Lebih lanjut dia juga menjelaskan makna dan sejarah dari khodam itu sendiri. Biandro mengungkapkan, sejak zaman klasik masyarakat Indonesia atau Nusantara telah mempercayai hal-hal gaib, seperti khodam. Dulunya, masyarakat percaya bahwa khodam adalah entitas tidak terlihat yang memiliki hubungan timbal balik melalui perjanjian dengan manusia. Mereka juga percaya bahwa ada dua cara untuk mendapatkan khodam, yakni melalui ilmu magis dan keturunan.
Seni pewayangan Gatotkaca juga menjadi bukti adanya kepercayaan terhadap khodam di masyarakat lampau. Cerita peperangan antara Gatotkaca dengan Brajadenta dan Brajamusti dalam penggulingan tahta Kerajaan Pringgadani. Jiwa keduanya kemudian masuk ke tangan kanan dan kiri Gatotkaca.
Menurut Biandro, khodam dapat berupa manusia maupun hewan. Misalnya, cerita klasik Prabu Siliwangi yang masyarakat percaya memiliki khodam berupa harimau putih. Masyarakat percaya jika khodam yang bersemayam memiliki karakteristik tertentu yang tercermin ke manusia itu.
“Ketika seseorang berhadapan atau berkomunikasi dengan orang si pemilik khodam itu mereka akan segan kemudian mereka akan tunduk,” tambah dia.