Rabu 17 Jul 2024 15:33 WIB

Ungkapan Bahasa Arab Penuh Kasih Sayang untuk Memanggil Istri

Segala ungkapan positif dapat digunakan untuk memanggil istri.

Ilustrasi keluarga dengan satu anak. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi alasan bagi generasi milenial memutuskan untuk memiliki satu atau dua anak, bahkan childfree
Foto: freepik
Ilustrasi keluarga dengan satu anak. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi alasan bagi generasi milenial memutuskan untuk memiliki satu atau dua anak, bahkan childfree

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada beberapa istilah Bahasa Arab yang cocok banget untuk memanggil istri. Panggilan tersebut menunjukkan rasa kasih sayang yang tinggi. Berikut ini adalah ungkapan tersebut

Pertama, hayati

Arti istilah ini adalah 'hidupku'. Istri merupakan sosok yang menjadi obyek kehidupan sang suami. Dengan menyaksikannya atau mengingatnya, suami akan memiliki semangat hidup yang tinggi.

Baca Juga

Kedua, uyuni

Artinya adalah penglihatanku atau mataku. Maksudnya, istri merupakan orang yang dipercaya untuk memberikan pertimbangan dalam melihat peluang kehidupan.

Ketiga, qalbi

Artinya adalah hatiku. Bahwa istri merupakan sosok yang membawa ketenangan hati.

Nabi Muhammad

Nabi Muhammad memanggil istrinya, Aisyah, dengan sebutan khumaira atau yang kemerah-merahan. Sebab rambut wanita tersebut berwarna kemerah-merahan.

Panggilan lain

Segala ungkapan yang mengandung makna positif dan membuat istri senang dapat digunakan menjadi laqab atau panggilan.

Pendiri Rumah Fikih Indonesia, Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan, panggilan seorang suami kepada istri nya memang sangat banyak . Bukan hanya kata “Bunda” saja, tetapi semua variannya, seperti mama atau ibu. Demikian juga dengan panggilan seorang istri  kepada suaminya, seringkali dengan sebutan ayah, papa, bapak.

Menurut Ustadz Sarwat, sebenarnya tidak ada yang terlarang dengan panggilan-panggilan seperti ini, asalkan sudah menjadi kelaziman. Tentu sama sekali tidak ada niat dari masing-masing pasangan untuk memposisikan suami atau istri dengan cara yang berbeda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement