Rabu 17 Jul 2024 17:39 WIB

Praktisi Kesehatan Ingatkan Pentingnya Pengurangan Risiko bagi Perokok Dewasa

Kajian ilmiah bagi produk tembakau alternatif yang secara fundamental berbeda.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Praktisi Kesehatan Kolonel Laut (K) Dr. drg. Yun Mukmin Akbar, Sp.Ort, CIQnR., CIQaR., FICD, dari Lembaga Kedokteran Gigi, RSGM R.E. Martadinata, dalam Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (3/7/2024).
Foto: Dok. APHRF
Praktisi Kesehatan Kolonel Laut (K) Dr. drg. Yun Mukmin Akbar, Sp.Ort, CIQnR., CIQaR., FICD, dari Lembaga Kedokteran Gigi, RSGM R.E. Martadinata, dalam Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (3/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurangan prevalensi merokok melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif menjadi salah satu bahasan penting dalam Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta, belum lama ini. Produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan memiliki potensi dalam mengurangi risiko bagi perokok dewasa.

Pasalnya, produk tembakau alternatif memiliki karakteristik profil rendah risiko dibandingkan rokok. Dengan demikian, pemerintah diharapkan dapat menghadirkan regulasi berbasis kajian ilmiah bagi produk tembakau alternatif yang secara fundamental berbeda dengan rokok, sehingga perlu diatur melalui ketentuan yang juga berbeda.

Baca Juga

Salah satu pembicara pada panel diskusi penelitian ilmiah dan sains, Praktisi Kesehatan Kolonel Laut (K) Dr. drg. Yun Mukmin Akbar, Sp.Ort, CIQnR., CIQaR., FICD, dari Lembaga Kedokteran Gigi, RSGM R.E. Martadinata, menjelaskan prevalensi merokok juga menjadi salah satu persoalan serius di kalangan militer. Secara umum, faktor lingkungan yang penuh tantangan, pengaruh rekan sebaya, hingga penerimaan sosial turut memengaruhi tingginya prevalensi merokok di kalangan militer.

"Kita tidak bisa tiba-tiba melarang perokok untuk berhenti merokok, itu sangat sulit. Fokus pada pengurangan bahaya tembakau dan menghormati hak asasi manusia perlu menjadi prioritas," ujar Yun Mukmin dalam paparannya.