REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengirimkan seruan darurat kepada masyarakat internasional mengenai kondisi generator rumah sakit yang rusak karena beberapa diantaranya dibom Israel.
Dalam keterangannya kepada Republika, Rabu (17/7/2024), Kementerian Kesehatan mengeluarkan seruan tersebut khususnya kepada semua negara Arab, Islam dan negara sahabat untuk menyelamatkan sistem kesehatan di Gaza.
"Dan memberikan dukungan serta membeli sejumlah generator yang diperlukan untuk memastikan berfungsinya rumah sakit,"ujar Kementerian Kesehatan dalam pernyataannya.
Selama sekitar sembilan bulan, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengandalkan generator diesel untuk memasok energi listrik yang diperlukan rumah sakit. Generator-generator ini beroperasi sepanjang waktu tanpa henti. Banyak dari generator tersebut mengalami kerusakan teknis yang sulit untuk diperbaiki. Beberapa dari generator itu telah dihancurkan dan dibom secara langsung oleh penjajah Zionis Israel.
"Kami memperkirakan sejumlah generator utama tidak akan beroperasi selama periode mendatang sebagai akibat dari pencegahan masuknya suku cadang yang diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan preventif dan berkala untuk memastikan kelangsungan operasi generator. Hal ini berarti kematian yang pasti bagi pasien yang sakit dan terluka serta penghentian layanan kesehatan,"ujar dia.
Tentara penjajah berusaha membuat sistem kesehatan tidak berfungsi dengan menghancurkan semua generator listrik di Kompleks Shifa, Kompleks Nasser, Rumah Sakit Indonesia, dan yang terbaru, menghancurkan generator Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
Baru-baru ini, salah satu generator utama yang paling penting di Rumah Sakit Al-Aqsa rusak, dan rumah sakit beroperasi dengan satu generator tanpa henti. Kementerian Kesehatan menyatakan, hal tersebut berarti bencana akan segera terjadi dan rumah sakit akan benar-benar tidak beroperasi.
Kementerian Kesehatan telah berusaha sejak awal perang dengan Palang Merah untuk bekerja sama dalam memasok dan membeli generator, tetapi tidak berhasil. Organisasi tersebut menegaskan bahwa larangan itu datang atas keputusan penjajah.