REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan menyerang permukiman-permukiman baru di Israel jika Tel Aviv terus membunuh warga sipil Lebanon. Dia menyebut, terdapat lonjakan kematian warga sipil Lebanon dalam beberapa hari terakhir akibat serangan Israel.
“Terus menyasar warga sipil (Lebanon) akan mendorong Perlawanan (Hizbullah) untuk meluncurkan rudal ke permukiman yang sebelumnya tidak menjadi sasaran,” kata Nasrallah dalam sebuah pidato pada Rabu (17/7/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Nasrallah berjanji, rumah-rumah yang hancur total atau sebagian akibat serangan Israel, akan dibangun kembali. “Lebih bagus dari (bangunan) sebelumnya,” ujar dia.
Pada Selasa (16/7/2024) lalu, serangan Israel ke Lebanon membunuh lima warga sipil, termasuk tiga anak-anak. Kelimanya merupakan warga Suriah. Sehari sebelumnya, serangan Israel juga memakan tiga korban jiwa.
Sejak pecahnya perang terbaru di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, Hizbullah aktif meluncurkan serangan ke wilayah perbatasan selatan Israel. Hal itu sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. Tel Aviv pun selalu merespons serangan-serangan Hizbullah.
Sejauh ini lebih dari 100 warga sipil Lebanon tercatat meninggal akibat serangan Israel. Hizbullah juga sudah kehilangan lebih dari 300 anggotanya akibat pertempuran di wilayah perbatasan kedua negara.
Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat.
Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.