Rabu 17 Jul 2024 20:43 WIB

Macan Tutul Teror Warga, Kotoran Harimau dan Singa Disebar di Gunung Manik

BKSDA juga telah memasang camera trap di dua titik lokasi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Penampakan macan tutul (Ilustrasi)
Foto: dok. Istimewa
Penampakan macan tutul (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN---Macan tutul jawa yang memasuki permukiman warga di Desa Gunung Manik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan sejak pekan kemarin. Hingga kini, masih menebarkan ketakutan pada warga setempat. Mereka takut karena hewan liar itu sudah beberapa kali menampakkan dirinya.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah daerah setempat telah turun tangan. Melalui BPBD Kabupaten Kuningan, mereka berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan pihak terkait lainnya, seperti BKSDA, TNI dan Polri.

Baca Juga

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, mengatakan, selama ini telah dilakukan pemantauan terhadap lokasi permukiman maupun akses jalan yang dilewati oleh macan kumbang/tutul. ‘’Pemantauan di posko/piket patroli dilakukan bersama-sama siang – malam,’’ ujar Indra, Rabu (17/7/2024).

Indra menambahkan, pihak BKSDA juga telah memasang camera trap di dua titik lokasi. Hal itu untuk mengintai pergerakan macan tutul. Tak hanya itu, pihak BKSDA juga menurunkan tim untuk melakukan pengamatan dan penanganan macan tutul. Caranya, menggunakan metode penebaran kotoran singa dan  harimau.

Menurut Indra, penebaran kotoran harimau dan singa tersebut dilakukan di empat titik lokasi yang selama ini dilewati oleh macan tutul. ‘’Tujuannya untuk menakuti/mengusir macan tersebut agar tidak menggangu aktifitas warga dan kembali ke habitatnya,’’ katanya.

Indra mengakui, kemunculan macan tutul di permukiman itu membuat aktivitas warga menjadi terganggu. Padahal, saat ini di desa tersebut sedang memasuki musim panen kopi, kapol dan tanaman lainnya.

Selain itu, anak-anak juga mesti berangkat sekolah karena memasuki masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, anak-anak difasilitasi oleh pihak desa menggunakan angkutan roda empat ke sekolah mereka.

Indra menyatakan, pihaknya bersama BKSDA, TNI, Polri maupun aparat kecamatan dan desa setempat terus melakukan pengecekan camera trap. Namun hingga Selasa (16/7/2024) pukul 22.30 WIB, belum terpantau ada tanda-tanda macan tutul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement