Kamis 18 Jul 2024 04:42 WIB

Eks Anggota Komunitas Muslim-Yahudi AS Ungkap Dalang Kunjungan 5 Aktivis NU ke Israel

Shamsi Ali pernah diminta untuk bergabung dengan MJA-AJC

Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik seputar kunjungan lima aktivis Nahdlatul Ulama bertemu Presiden Israel Isaac Herzog ikut direspons Presiden Nusantara Foundation, Shamsi Ali. Sosok yang pernah menjadi imam Masjid di New York, Amerika Serikat, tersebut mengungkapkan, pertemuan tersebut diatur oleh American Jewish Committee. 

"Menurut informasi yang kita terima pertemuan itu diatur oleh sebuah organisasi Yahudi internasional bernama AJC (American Jewish Committee),"ujar Shamsi Ali lewat keterangan tertulis kepada Republika, Rabu (17/6/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan, AJC atau American Jewish Committee adalah satu dari sekian banyak organisasi Yahudi yang paling aktif mempromosikan kegiatan-kegiatan demi mendekatkan umat Islam dengan Israel.

"Saya katakan dengan Israel, bukan dengan Yahudi, karena umumnya kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selalu ada kaitannya dengan Israel,"ujar dia.

photo
Sejumlah tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. - (dok istimewa)

Shamsi Ali mengaku pernah sangat dekat dengan AJC. Ketika Muslim-Jewish Advisory Council didirikan sebagai bagian dari AJC, dirinya mengungkapkan, pernah diminta untuk menjadi anggotanya. Menurut dia, MJA-AJC ini adalah kumpulan high profile Muslim dan Yahudi yang diharapkan duduk bersama membicarakan langkah-langkah untuk menghadapi musuh bersama; Islamophobia dan Anti Semit.

"Mengingat tujuannya yang mulia itu saya kemudian dengan senang bergabung,"kata dia.

Dia mengungkapkan, pertemuan-pertemuan yang diadakan pada umumnya hanya  membicarakan strategi menghadapi anti semitisme. Di sisi lain, pertemuan tersebut sangat minim membicarakan Islamophobia.

Shamsi ali menjelaskan, puncak ketidak setujuannya adalah pada waktu Israel menggempur Palestina (Gaza) dengan korban rakyat sipil yang tidak sedikit, dia pernah meminta agar Muslim-Jewish Advisory Council bersuara. Shamsi Ali menginginkan agar mereka menyerukan penghengtian pembunuhan massal kepada rakyat sipil. "Pernyataan saya malah dianggap tidak toleran dan cenderung anti Semitism,"kata dia.

"Saya dikontak secara pribadi oleh Direktur MJAC-AJC ketika itu agar non aktif sementara. Saya jawab tegas bahwa saya berhabung dengan MJAC bukan karena keinginan saya. Tapi anda yang meminta saya. Karenanya saya bukan hanya non aktif. Saya keluar dari MJAC karena saya anggap tidak sesuai dengan misi yang disampaikan,"tegas dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement