Kamis 18 Jul 2024 09:22 WIB

Buah Hala, Tanaman Pesisir yang Kerap 'Tersingkir' Padahal Kaya Manfaat

Buah hala yang dihasilkan pandan laut disebut dapat meredakan nyeri saat menstruasi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pandan laut (ilustrasi). Pandan laut menghasilkan buah hala yang bermanfaat untuk meredakan nyeri saat menstruasi.
Foto: www.tropicalplantbook.com
Pandan laut (ilustrasi). Pandan laut menghasilkan buah hala yang bermanfaat untuk meredakan nyeri saat menstruasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandan laut komoditas tanaman yang sering dijumpai di daerah pesisir. Siapa sangka, tanaman tersebut dapat menghasilkan buah hala yang bermanfaat untuk meredakan nyeri saat menstruasi. Demikian menurut studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Salah satu peneliti, Radithya Kusumawardana, mengatakan bahwa buah hala di masyarakat kerap kali ditemui hanya dibiarkan membusuk begitu saja. Masyarakat membiarkan itu karena ketidaktahuan bila buah hala memiliki banyak kandungan di dalamnya. Salah satunya adalah senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, dan analgetik sebagai pereda rasa nyeri.

Baca Juga

Melihat potensi kandungan yang dimiliki buah hala, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Penahala melakukan pemberdayaan masyarakat di Desa Planjan Yogyakarta untuk mengolah buah hala menjadi minuman. “Dengan manfaat mampu meredakan nyeri saat menstruasi, maka apa yang kami lakukan ini sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujar Radithya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (18/7/2024).

Ia menjelaskan, pada tahap proses pembuatan diawali dengan penyortiran buah hala yang sudah matang dan melakukan pengupasan. Setelah itu, buah hala dicuci dengan air bersih kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.

Setelah buah hala kering dan kadar air yang terkandung sedikit, buah hala bersama rempah-rempah lain diseduh dengan air panas. Minuman herbal ekstrak alami buah hala inipun siap untuk disajikan.

“Dengan memanfaatkan pengetahuan lokal dan hasil pencarian dari berbagai sumber, tim PKM-PM Penahala UGM berharap tidak hanya memberdayakan masyarakat Planjan melalui produk bernilai tambah ini, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan potensi sumber daya alam lokal yang ada di sekitar mereka,” kata Adithya.

Untuk keberlanjutan program ini, kata Radithya, maka dilakukan pendampingan untuk mendaftarkan produk herbal ini ke PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Selain itu, Tim PKM-PM Penahala UGM juga melakukan evaluasi program, mengikuti bazar guna memperkenalkan produk ini di masyarakat luas.

“Tim akan selalu melakukan pengawasan terkait keberlanjutan program. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat lokal,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement