Kamis 18 Jul 2024 14:06 WIB

Kampus Kebangsaan di UNISNU Jepara, Mahasiswa Diajak Berpikir Kritis terkait Isu Terorisme

Terorisme dinilai dapat diatasi dengan pemikiran yang kritis dan dialog konstruktif.

Ilustrasi Terorisme
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jepara dan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) mengadakan kegiatan Kampus Kebangsaan dalam rangka mencegahn Isu paham  radikal terorisme berjudul "Pelibatan Anak Muda dalam Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme" di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara pada Senin (1/7/2024).

Kegiatan ini dihadiri 100 orang lebih yang terdiri berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat setempat. Dengan latar belakang keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia, seminar ini bertujuan untuk Mengajak peserta untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap isu-isu radikal terorisme, serta memahami dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Direktur Pencegahan Prof Irfan Idris, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Terorisme dapat diatasi dengan pemikiran yang kritis dan dialog konstruktif, sedangkan teroris dapat dilumpuhkan dengan kekuatan senjata. Namun, tindakan represif saja tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalah,” ujarnya.

Juga dalam beragama, kata Prof Irfan, dalam beragama harus mengedepankan sikap toleran, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Ketika agama dijalankan dengan cinta kasih dan pengertian, akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai, menjauhkan diri dari ekstremisme dan radikalisme yang merusak. Oleh karena itu, pendidikan agama yang inklusif dan moderat menjadi kunci dalam membangun perdamaian dan menghilangkan benih-benih terorisme.

Prof. Irfan melanjutkan anak muda adalah sasaran empuk bagi kelompok teroris karena mereka dianggap lebih mudah terpengaruh dan direkrut. "Dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, pemuda dapat membangun jembatan komunikasi yang kuat, mengurangi konflik, dan memperkuat solidaritas sosial.," lanjut Prof Irfan.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, toleransi juga memungkinkan mereka untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.

Sementara itu Rektor UNISNU, Prof Abdul Jamil, menyampaikan program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat toleransi dan saling menghargai, meningkatkan nilai persatuan dan nasionalisme yang dipupuk melalui interaksi antar mahasiswa dan dosen dengan masyarakat di perguruan tinggi tujuan yang memiliki keberagaman suku, ras dan agama.

Karena itu kolaborasi BNPT RI dengan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) menjadi sangat strategis dalam melawan virus tersebut yakni dengan melakukan transformasi nilai kebangsaan, revitalisasi nilai Pancasila, moderasi dalam beragama, penguatan akar budaya bangsa, dan pembangunan kesejahteraan.

Kegiatan yang dimoderatori dosen UNISNU, Dwi Erlin Effendi yang juga sekaligus anggota FKPT Jepara berjalan menarik. Beberapa pertanyaan juga dilontarkan sejumlah peserta kepada narasumber dalam diskusi ini. Setelahnya BNPT menganjak dan mengundang mahasiswa dan mahasiswi dilingkungan UNISNU untuk mengikuti lomba fotografi dan cipta baca puisi dalam rangka HUT BNPT ke 14. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement