Jumat 19 Jul 2024 07:00 WIB

Berkesempatan Bertemu Presiden Israel, Zainul Maarif: Masa Saya Pukulin?

Zainul Maarif dan empat Nahdliyin lainnya bertemu Presiden Israel

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Foto: dok istimewa
Sejumlah tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Zainul Maarif telah menyadari atas kesalahannya berkunjung ke Israel dan meminta maaf. Dia pun menegaskan bahwa kunjungannya ke Israel tersebut bukan berarti mendukung Israel.

Sebab menurut dia, apa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina saat ini merupakan kebiadaban.

Baca Juga

"Bagi saya yang dilakukan oleh Israel sekarang, ini harus digarisbawahi, itu adalah kebiadaban. Ini jelas ini. Jangan katakan saya itu pro-Israel. Tidak. Saya pro-kemanusiaan, bahwa yang dilakukan oleh Israel itu biadab," ujar Zainul saat diwawancara di Kantor PWNU DKI Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Menurut dia, apa yang dikakukan Israel terhadap warga Gaza sangat biadab. Namun, dia mengaku hanya bisa melakukan upaya dengan cara berdialog. Karena, tidak mungkin dia melakukan tindak kekerasan terhadap Presiden Israel langsung.

"Cuma tidak mungkin saya masa pukulin presiden? Itu tidak mungkin. Tidak mungkin. Yang memungkinkan bagi saya dan saya bisanya ngomong, ya saya ngomong," ucap dia.

Kendati telah melakukan dialog dengan Israel, dia tidak yakin bisa mengubah situasi yang terjadi di Palestina. Namun, menurut dia, harus tetap optimis dengan berbagai upaya untuk mewujudkan perdamaian.

"Ada yang mengatakan 70 tahun upaya untuk berdamai, upaya PBB sekalipun tidak berhasil. Tapi jangan patah semangat, teman-teman semua. Jangan patah semangat, kita berusaha agar mendamaikan," kata Zainul.

Menurut dia, upaya mendamaikan Israel dan Palestina juga telah dilakukan Almarhum Gus Dur pada masa lalu. Karena, menurut dia, Indonesia juga punya tugas untuk mendamaikan dua pihak yang berselisih..

"Maka kemudian kita Alhamdulillah sudah punya hubungan bagus dengan Palestina. Dan ini, kalau kita ingin mendamaikan dua orang yang sedang berantem, gak mungkin kita hanya fokus pada satu saja. Maka itulah yang dilakukan oleh Gus Dur dan juga Gus Yahya. Dan saya, dengan segala keterbatasan saya, itu juga berharap itu juga bisa dilakukan," jelas Zainul. 

Sebelumnya, lima foto... 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement