REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Rumah sakit pelatihan lokal di Korea Selatan (Korsel) telah menyelesaikan pemrosesan pengunduran diri hampir 7.700 dokter magan. Para dokter ini telah meninggalkan posisi mereka selama lima bulan terakhir untuk memprotes kenaikan kuota sekolah kedokteran.
Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, dikutip Jumat (19/6)7/2024), sebanyak 56,5 persen dari 14.531 dokter peserta pelatihan menyatakan niatnya untuk keluar sejak meninggalkan rumah sakit pada akhir Februari.
Karena 7.707 kandidat telah mendaftar untuk program pelatihan yang dimulai pada September, kementerian mengatakan akan menyelesaikan perekrutan peserta pelatihan baru pada Agustus untuk meminimalisasi dampak pengunduran diri dokter peserta pelatihan.
"Kami berencana menerapkan langkah-langkah untuk membantu dokter magang yang kembali melanjutkan pelatihan mereka dan meminimalkan dampak terhadap jangka waktu izin mereka sebagai spesialis medis," kata Jung Yoon-soon, pejabat senior kesehatan.
"Kami meminta para dokter junior untuk kembali sebanyak mungkin pada perekrutan babak kedua dan melanjutkan pelatihan mereka," katanya.
Pemerintah telah menuntut agar rumah sakit menyelesaikan penerimaan pengunduran diri mereka pada Senin, dan berjanji tidak akan mencabut izin medis para peserta aksi mogok, terlepas dari apakah mereka kembali ke rumah sakit atau tidak.
Pemerintah juga menawarkan perlakuan khusus bagi mereka yang kembali mengikuti pelatihan dan mendapatkan lisensi spesialis.
Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Kesehatan Korsel Cho Kyoo-hong mengatakan dalam sebuah pertemuan mengenai pemogokan tersebut bahwa "sangat disayangkan" bahwa sebagian besar dokter peserta pelatihan kemungkinan besar tidak akan kembali.
Pemerintah akan memulai proses....