REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan Northwestern Medicine dan Brigham and Women's Hospital telah menemukan cacat molekuler yang meningkatkan respons imun patologis pada lupus eritematosus sistemik (yang dikenal sebagai lupus). Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature, ditemukan bahwa penyembuhan cacat ini berpotensi membalikkan penyakit tersebut.
Lupus memengaruhi lebih dari 5 juta orang secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hingga penelitian baru ini, penyebab lupus tidak diketahui secara pasti.
Lupus dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa pada beberapa organ tubuh termasuk ginjal, otak, dan jantung. Pengobatan yang ada sering kali gagal mengendalikan penyakit ini, dan memiliki efek samping yang tidak diinginkan yaitu mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
"Hingga saat ini, semua terapi untuk lupus adalah alat yang tumpul. Ini adalah imunosupresi yang luas. Dengan mengidentifikasi penyebab penyakit ini, kami telah menemukan obat potensial yang tidak memiliki efek samping seperti terapi yang ada saat ini,” kata salah satu peneliti, Jaehyuk Choi, seorang profesor Dermatologi dan dokter kulit dari Northwestern Medicine.