REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA – Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kuota pegawai negeri untuk keluarga veteran di Bangladesh berujung kerusuhan yang telah menewaskan 28 orang. Aksi belakangan adalah yang terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali awal tahun ini.
Layanan internet dan seluler terputus di Bangladesh pada hari Jumat, setelah berhari-hari terjadi protes yang disertai kekerasan atas alokasi pekerjaan pemerintah. Laporan media lokal mengatakan sedikitnya 28 orang telah terbunuh pada pekan ini.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya sistem kuota yang menyediakan hingga 30 persen pekerjaan di pemerintahan bagi keluarga veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.
Mereka berpendapat sistem tersebut diskriminatif dan menguntungkan pendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang partainya Liga Awami memimpin gerakan kemerdekaan, dan mereka ingin sistem tersebut diganti dengan sistem berbasis prestasi.