Jumat 19 Jul 2024 12:36 WIB

Apa yang Memicu Demo Mahasiswa Bangladesh?

Korupsi, kuota rekrutmen PNS, dan pemerintahan otoriter dinilai memicu perlawanan.

Red: Fitriyan Zamzami
Mahasiswa bentrok dengan polisi anti huru hara saat protes terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah, di Dhaka, Bangladesh, Kamis, 18 Juli 2024.
Foto: AP Photo/Rajib Dhar
Mahasiswa bentrok dengan polisi anti huru hara saat protes terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah, di Dhaka, Bangladesh, Kamis, 18 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA – Bangladesh dilanda kekerasan minggu ini setelah bentrokan tanpa henti antara pengunjuk rasa mahasiswa, pejabat keamanan dan aktivis mahasiswa propemerintah mengenai sistem kuota untuk pekerjaan di pemerintahan. Penyelenggara protes mengatakan mereka memberlakukan “pemogokan total” di seluruh Bangladesh pada Kamis, kecuali layanan-layanan penting. Hal ini terjadi setelah beberapa universitas besar di negara tersebut sepakat untuk tutup tanpa batas waktu hingga ketegangan mereda.

Unjuk rasa yang telah melibatkan puluhan ribu orang turun ke jalan, dimulai akhir bulan lalu tetapi ketegangan meningkat pada Senin ketika aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka, yang terbesar di negara itu, bentrok dengan polisi dan pengunjuk rasa yang didukung oleh Liga Awami yang berkuasa. Setidaknya 100 orang terluka setelah kejadian tersebut.

Baca Juga

Keesokan harinya, ketika kekerasan terus mengguncang kampus-kampus di Bangladesh, enam orang terbunuh. Bentrokan lebih lanjut juga dilaporkan terjadi pada Rabu dan Kamis dan pasukan paramiliter dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan kota-kota besar. Laporan media mengatakan sedikitnya 19 orang lagi tewas pada Kamis. Hingga Jumat, jumlah korban jiwa telah mencapai 28 orang.

Sebagai tanggapan, universitas-universitas besar mengatakan mereka akan tutup sampai situasi teratasi demi melindungi mahasiswa.