Jumat 19 Jul 2024 22:37 WIB

Porsi Makan Siang Rp 7.500 di Indramayu, Ini Menu yang Bisa Didapat

Nasi yang didapat juga tidak satu porsi agak kurang, karena satu porsinya Rp 4.000

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
warung nasi (ilustrasi)
Foto: Magang 06/07
warung nasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Program makan siang gratis yang dijanjikan pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, kini menjadi sorotan. Hal itu setelah munculnya isu pemangkasan anggaran untuk besaran harga per porsi makanannya.

Semula, anggaran untuk program makan siang gratis itu direncanakan Rp 15 ribu per porsi. Namun kini beredar kabar anggaran per porsi makanan bagi siswa itu dipotong menjadi Rp 7.500 per porsi.

Baca Juga

Salah seorang pedagang warung makanan di Jalan MT Haryono Sindang, Kabupaten indramayu, Ririn Selamet mengatakan, untuk harga makanan Rp 7.500 per porsi di warungnya, bisa mendapatkan nasi dan telur dadar. "Tapi nasinya juga tidak satu porsi, agak kurang," ujar Ririn kepada Republika, Jumat (19/7/2024).

Ririn menyebutkan, satu porsi nasi dijualnya seharga Rp 4.000 per porsi. Begitu pula telur dadar, juga dijual Rp 4.000 per porsi. Karena itu, dengan harga Rp 7.500 per porsi, maka nasinya akan berkurang sedikit dari porsi yang seharusnya.

"Ya itu, bisa dapat nasi dan telur dadar, tapi tidak pakai sayur," kata Ririn.

Jikapun tidak menggunakan telur, kata Ririn, dengan harga Rp 7.500 per porsi, maka bisa dengan lauk tahu dan tempe. Dia menjual tahu dan tempe seharga Rp 1.000 per potong.

"Namun tetap tidak bisa pakai sayur," kata Ririn.

Seperti diketahui, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, anggaran Rp 7.500 tersebut cukup untuk makanan bergizi gratis di daerah tertentu. "Saya kira untuk daerah tertentu Rp 7.500 sudah sangat besar itu," kata Muhadjir Effendy di Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Menurut Muhadjir, kebijakan mengenai anggaran makan bergizi gratis yang turun menjadi Rp 7.500 per porsi ini masih digodok. "Jadi ini masih dalam proses pematangan. Tetapi insya Allah berapapun nilainya yang penting memenuhi standar, standar untuk kesehatan," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement