REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian menyebut negaranya tidak akan mengomentari proses pemilihan presiden di Amerika Serikat. Namun, China meminta siapapun, termasuk Amerika Serikat untuk tidak ikut 'cawe-cawe' soal Taiwan.
Hal itu disampaikan terkait dengan pernyataan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump yang berjanji untuk mengatasi krisis internasional dan mengembalikan posisi Amerika Serikat di panggung global, termasuk di Taiwan.
"Masalah Taiwan adalah murni urusan dalam negeri China dan tidak boleh ada campur tangan pihak luar. Kami menentang menjadikan China sebagai isu dalam pemilu AS," kata Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (19/7/2024).
Dalam sebuah pernyataan di Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin pada Kamis (18/7/2024), Donald Trump menegaskan bahwa ia dapat "menghentikan perang hanya dengan panggilan telepon".
Trump juga menjanjikan pemulihan perdamaian dan stabilitas global secara komprehensif, meski tidak memberikan rincian spesifik mengenai metode yang diusulkannya.
Trump berkata, "ada krisis internasional yang jarang terjadi di dunia, perang kini berkecamuk di Eropa, di Timur Tengah dan di Timur Tengah. Momok konflik yang semakin besar membayangi Taiwan, Korea, Filipina, dan seluruh Asia," seraya berjanji untuk menyelesaikan konflik-konflik ini jika terpilih kembali.
Namun di sisi lain, Ketua DPR AS Mike Johnson menyebut China sebagai ancaman asing terbesar bagi AS, dan mengatakan bahwa Beijing mengeksploitasi "setiap sudut dan celah dalam sistem keuangan dan ekonomi kita."
"Sekali lagi, pemilihan presiden adalah urusan dalam negeri Amerika Serikat. Saya tidak akan mengomentari hal itu. Kami menentang menjadikan China sebagai isu dalam pemilu," tegas Lin Jian.
Trump sendiri baru saja selamat dari percobaan pembunuhan, ketika dia berkampanye di Negara Bagian Pennsylvania, 13 Juli lalu. Seorang pria bersenjata berusia 20 tahun menembak Trump ketika kampanye berlangsung, tetapi peluru hanya mengenai mengenai telinga kanan Trump.
Penembakan itu tidak hanya melukai Trump, tetapi juga menewaskan satu orang dan menyebabkan dua lainnya dalam kondisi kritis. Pihak berwenang belum menentukan motif dalam upaya pembunuhan tersebut. Mereka mengidentifikasi tersangka penembak sebagai Thomas Matthew Crooks.