Sabtu 20 Jul 2024 16:33 WIB

Gede Pangrango Capai 0 Derajat, Apa Penyebab dan Sampai Kapan Suhu Dingin di Pulau Jawa?

Suhu udara mengalami penurunan tajam sejak beberapa terakhir.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan, Lintar Satria/ Red: Mas Alamil Huda
Gunung Gede Pangrango. Suhu udara di Gunung Gede Pangrango mencapai 0 derajat pada puncak musim kemarau 2024.
Foto:

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan keberadaan Angin Monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara bumi menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, Angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air tersebut saat ini berembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.

Analisa tim meteorologi BMKG mendapati pada saat yang bersamaan suhu permukaan laut di perairan Samudera Hindia juga dalam kondisi yang relatif lebih rendah, sehingga berpengaruh membawa suhu dingin pada wilayah Indonesia. Menurutnya, fenomena seperti itu akan menyasar wilayah bagian selatan ekuator atau khatulistiwa dalam hal ini, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terasa akan lebih dingin dari biasanya.

Namun biasanya Pulau Jawa akan lebih dingin karena bertopografi pegunungan atau dataran tinggi, seperti Banjarnegara Jawa Tengah (Dieng), Lumajang hingga Pasuruan di Jawa Timur (Semeru, Bromo), kemudian Wonosobo dan Temanggung (Gunung Sindoro-Sumbing) dan Lembang Bandung di Jawa Barat.

BMKG memprakirakan sejumlah wilayah tersebut dalam beberapa waktu ke depan masih bersuhu lebih dingin pada pagi, dengan titik minimumnya berlangsung pada malam hari. Hal demikian juga dipengaruhi oleh posisi matahari yang sedang berada di belahan utara bumi, sehingga wilayah Indonesia khususnya bagian selatan khatulistiwa menerima sedikit sinar matahari secara langsung dan menjadikan suhu udara lebih rendah.