Sabtu 20 Jul 2024 18:40 WIB

Sering Ditegur Main Ponsel Hingga Larut Malam, Remaja di Bantul Lari dari Rumah  

Setelah ditemukan, remaja itu untuk sementara dititipkan ke BPRSW.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolandha
Sejumlah remaja memegang ponsel masing-masing (ilustrasi). Seorang remaja kanut dari rumah karena terus ditegur karena bermain ponsel.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah remaja memegang ponsel masing-masing (ilustrasi). Seorang remaja kanut dari rumah karena terus ditegur karena bermain ponsel.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Seorang remaja berinisial DWS (15 tahun) di Dusun Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Kabupaten Bantul, dilaporkan hilang oleh keluarganya. Remaja tersebut dilaporkan hilang ke Polsek Kasihan, Polres Bantul sejak 13 Juli 2024. 

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap remaja tersebut. Remaja itu ditemukan polisi di sebuah kos di Jalan Raya Kedokan, Indramayu, Jawa Timur pada 17 Juli 2024. 

Baca Juga

"Anggota Reskrim Polsek Kasihan melaksanakan pencarian dengan menanyakan ke terminal, agen-agen travel, dan didapati DWS sempat naik travel dari Ngestiharjo dengan tujuan Kos Lia di Indramayu,” kata Jeffry, dikutip Sabtu (20/7/2024).

Berdasarkan keterangan remaja itu, ia meninggalkan rumah atas kehendaknya sendiri. Dikatakan Jeffry, remaja itu mengaku meninggalkan rumah karena sering ditegur oleh sang ibu akibat sering bermain gadget. 

“Memang meninggalkan rumah atas kehendaknya sendiri, karena sering ditegur oleh ibunya karena sering main HP hingga larut malam,” ungkapnya. 

Setelah ditemukan, remaja itu diajak pulang ke Bantul dan dibawa ke Polsek Kasihan. Di Polsek Kasihan, remaja itu diserahkan kepada kepada keluarga, dan disaksikan kerabat, kepala dusun, hingga perangkat desa. 

“Anak tersebut saat ini dalam keadaan sehat, dan sudah kita kembalikan kepada orang tuanya,” ucap Jeffry. 

Namun, remaja yang bersangkutan tidak ingin pulang ke rumah orang tuanya. Dengan kesepakatan keluarga, kata Jeffry, remaja itu akhirnya dititipkan ke Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) di Kabupaten Sleman. 

“Dengan kesepakatan keluarga, akhirnya sementara dititipkan ke BPRSW untuk pemulihan mental dan psikologis anak,” jelasnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement