Sabtu 20 Jul 2024 19:52 WIB

KNKT Gelar Investigasi di Lokasi Helikopter Jatuh di Suluban Pecatu

Investigasi awal menunjukkan terdapat tali layang-layang di rotor helikopter.

Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024). Helikopter tur wisata dengan nomor registrasi PK-WSP tersebut melakukan upaya pendaratan darurat dan mengalami kecelakaan karena terlilit tali layangan yang mengakibatkan seorang pilot dan empat penumpangnya terluka.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024). Helikopter tur wisata dengan nomor registrasi PK-WSP tersebut melakukan upaya pendaratan darurat dan mengalami kecelakaan karena terlilit tali layangan yang mengakibatkan seorang pilot dan empat penumpangnya terluka.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggelar investigasi di lokasi jatuhnya helikopter PK-WSP milik PT Whitesky Aviation di Suluban Pecatu, Bali. Kepala Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Agustinus Budi Hartono mengatakan sebanyak tiga anggota tim KNKT hari ini akan mengumpulkan data dan diumumkan segera.

“Hari ini ke lokasi setelah itu baru kumpulkan datanya buat besok, kami seperti biasa investigasi mengecek kejadian di sana,” kata dia di Kabupaten Badung, Sabtu (20/7/2024).

Baca Juga

Sebelum proses investigasi, Agustinus mengatakan area terjatuhnya helikopter tipe Bell 505 itu sudah dipasangi garis polisi sejak kemarin malam.

Namun, sebelum hasil investigasi ke luar, tubuh helikopter belum dapat dipindahkan dan Kantor Otban Wilayah IV belum dapat memastikan penyebab pasti kecelakaan.

Disebut-sebut penyebabnya terlilit tali layangan, Agustinus belum berani menyimpulkan, namun sementara dari kasat mata terdapat tali layang-layang di rotor helikopter.

“Terus terang kami belum tau ya tapi pilotnya menyampaikan begitu, di 1.000 feet dia melihat layang-layang di atas dia, saya sudah lihat langsung di lokasi kejadian dan ternyata memang kami lihat tali layang-layang kan,” ujarnya.

Disinggung soal kemungkinan kelalaian pilot menghindari layang-layang, Agustinus mengatakan dari keterangan awal pilot mengaku terlambat untuk mengendalikan helikopter.

“Saya tidak bisa bilang ini ada kelalaian atau tidak ya, nanti tim investigasi lebih lanjut dari KNKT tapi intinya tinggal kita lihat dari helikopter sudah minta terbang di ketinggian 1.000 feet berdasarkan permohonan ke Airnav Indonesia, sementara layang-layang diperbolehkan pada ketinggian ketentuan tertentu dimainkan,” kata dia.

Selama proses investigasi di Suluban Pecatu, Kantor Otban Wilayah IV memastikan belum ada penghentian izin operasional heli tour, sembari mencari pemilik layang-layang yang talinya terlilit di helikopter.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement