REPUBLIKA.CO.ID, Usai militer Israel membombardir kota pelabuhan Hodeidah di barat Yaman pada Sabtu (20/7/2024), sebagai balasan atas serangan drone Houthi ke Tel Aviv sehari sebelumnya, militan Houthi sepertinya tetap tak gentar. Menurut laporan beberapa media, salah satunya Al-Mayadeen dilansir Jerusalem Post, Houthi merencanakan serangan balasan ke pelabuhan Eilat.
"Satu sumber di pasukan khusus Yaman kepada Al-Mayadeen mengonfirmasi bahwa terjadi koordinasi terus-menerus antara Yaman, pejuang di Jalur Gaza, dan poros militan di kawasan, di mana koordinasi itu membahas (serangan) level lanjutan," demikan bunyi laporan itu.
Ini artinya Houthi bersiap mengkoordinasikan serangan lanjutan bersama milisi di Irak dan Hizbullah di Lebanon. Pejabat Houthi kepada wartawan mengatakan, bahwa serangan Israel ke Hodeidah tidak mencegah Houthi untuk melancarkan serangan balasan.
Houthi malah mengklaim serangan pada Sabtu menguatkan koordinasi mereka. Sementara, artikel lain yang dilansir Jerusalem Post menyoroti klaim bahwa, pelabuhan Eliat telah kehilangan banyak pemasukan bahkan nyaris bangkrut akibat operasi sabotase Houthi selama sembilan bulan terakhir terhadap kapal-kapal terafiliasi Israel yang melintas di perairan Yaman.
"Pejuang Houthi melancarkan dua operasi kualitatif di Eilat dan Laut Merah, lewat serangan misil balistik dan drone, demi kemenangan atas ketidakadilan terhadap rakyat Palestina dan mujahid mereka, dan sebagai respons kepada penjajahan AS-Inggris-Israel terhadap rakyat Yaman," laporan ketiga menyebutkan.
Selama akhir pekan lalu, pejuang Houthi memang masih terus menyerang kapal-kapal kontainer terafiliasi Israel yang melintas di Laut Merah. Al-Arabiya mengutip agen keselamatan maritim Inggris melaporkan, bahwa, "Sebuah kapal komersial dua kali diserang oleh drone di lepas pantai Yaman pada Sabtu, namun dapat melanjutkan perjalanan meski mengalami kerusakan."
Masih menurut laporan itu, "Operasi Perdagangan Maritim Inggris Raya (UKMTO), yang dijalankan oleh angkatan laut Inggris, menyatakan, serangan terjadi di 64 nautikal mil barat laut Mokha, Yaman, dekat selat Bab al-Mandeb. Kapal dihantam oleh sistem udara tanpa awak yang meledak di dekatnya, mengkibatkan kerusakan kecil," demikian pernyataan UKMTO.