Senin 22 Jul 2024 17:25 WIB

Akankah Hizbullah Bergabung dengan Houthi Serang Israel?

Houthi telah berjanji untuk melanjutkan serangan mereka terhadap sasaran Israel.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tangki minyak terbakar akibat serangan Israel di pelabuhan di Hodeidah, Yaman, Sabtu 20 Juli 2024.
Foto: AP Photo
Tangki minyak terbakar akibat serangan Israel di pelabuhan di Hodeidah, Yaman, Sabtu 20 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelompok bersenjata Lebanon juga terlibat dalam bentrokan perbatasan yang mematikan dengan Israel sejak dimulainya perang Gaza, di tengah kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat berubah menjadi perang habis-habisan.

Hizbullah menyambut baik serangan pesawat tak berawak Houthi di Tel Aviv dan mengatakan serangan Israel di pelabuhan Yaman menandai “fase baru yang berbahaya” dalam konflik tersebut.

Baca Juga

Pada Ahad (21/7/2024) malam, militer Israel mengatakan jet tempurnya menghantam dua depot senjata di Lebanon selatan, menyebabkan ledakan besar. Militer juga melaporkan adanya serangan lain di wilayah tersebut pada hari berikutnya.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (22/7/2024), kelompok Houthi telah berjanji untuk melanjutkan serangan mereka terhadap sasaran-sasaran Israel. Juru bicara militer kelompok tersebut pada Ahad lalu mengatakan mereka meluncurkan beberapa rudal balistik ke kota pelabuhan Israel, Eilat. Militer Israel mengonfirmasi telah menjatuhkan satu rudal permukaan ke permukaan dengan sistem pertahanan Arrow 3 yang dapat mengenai proyektil di luar atmosfer.

Houthi juga mengklaim serangan terhadap kapal kontainer berbendera Liberia, yang oleh juru bicara militer mereka digambarkan sebagai kapal “Amerika”. Mereka telah menyerang setidaknya tiga kapal lain minggu ini.

Institut Penelitian Keamanan Nasional Israel di Universitas Tel Aviv mengatakan serangan terhadap Yaman tidak akan menghalangi kelompok Houthi atau Iran.

“Israel akan kesulitan memobilisasi negara-negara di kawasan untuk melawan Houthi, meskipun beberapa negara, terutama Mesir, lebih terkena dampak serangan mereka terhadap jalur perdagangan internasional Laut Merah dibandingkan Israel,” katanya.

“Negara-negara Arab takut akan reaksi Iran atau proksi mereka, dan ingin menjauh dari api dan menghindari risiko.”

Namun Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat politik Houthi, mengatakan kepada Al Jazeera, "Serangan Israel tidak akan pernah mempengaruhi pendirian kami, yang mendukung saudara-saudara kami di Palestina.”

“Ini akan meningkatkan tekad kami untuk menghentikan genosida di Gaza,” katanya, seraya menambahkan bahwa kelompok tersebut berkoordinasi dengan sekutu di Palestina, Lebanon, Irak, dan Iran. 

“Kita mungkin mencapai titik persatuan dalam berperang melawan musuh yakni Zionis,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, sebagai dampak regional yang besar dari perang besar Israel di Gaza, kelompok Houthi di Yaman telah menyerang Tel Aviv (Israel) untuk pertama kalinya, ketika pasukan Israel merusak pelabuhan penting Hodeidah sebagai tanggapannya.

Sejak November 2023, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial dan militer yang terkait dengan Israel untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina. Mereka mengatakan serangan mereka akan terus berlanjut sampai ada gencatan senjata di Gaza.

Pada Jumat dini hari, sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok Yaman menghantam sebuah gedung di pusat Tel Aviv (Israel) yang terletak sekitar 100 meter (330 kaki) dari kantor cabang Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS).

Serangan tersebut menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya, membuat warga Israel putus asa karena Tel Aviv hampir tidak tersentuh dalam lusinan serangan sebelumnya yang dilakukan oleh Houthi dan kelompok Hizbullah, dari Lebanon.

Ini juga merupakan pertama kalinya serangan Houthi menyebabkan korban jiwa di Israel, dengan pesawat tak berawaknya menempuh jarak lebih dari 1.800 km (1.120 mil).

Militer Israel mengatakan mereka yakin drone tersebut adalah varian dari Samad-3 buatan Iran yang dimodifikasi untuk meningkatkan jangkauannya, kemungkinan melalui penurunan muatan bahan peledak untuk menampung lebih banyak bahan bakar.

Drone tersebut, yang juga diyakini telah digunakan dalam serangan Houthi sebelumnya terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tidak melakukan perjalanan secara langsung, dan penilaian militer Israel menunjukkan bahwa drone tersebut melewati Mesir dan terbang ke Tel Aviv dari arah Mediterania. Laut di ketinggian rendah.

Ini juga merupakan serangan pertama yang berhasil didokumentasikan oleh kelompok Houthi di Laut Mediterania, sebuah wilayah operasi yang mereka coba perluas sejak invasi darat Israel ke Rafah di Gaza selatan pada bulan Mei.

Sumber:

https://www.aljazeera.com/news/2024/7/21/everything-to-know-about-israeli-and-houthi-attacks-amid-war-on-gaza

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement