Selasa 23 Jul 2024 16:28 WIB

Kota Blitar: Jejak Peran Pemuda, dan Segudang Pendiri Negara

Kota Blitar memiliki potensi yang strategis dan banyak hal yang bisa dikembangkan.

Red: Joko Sadewo
Sejumlah penari membawakan tari gambyong dan tari remo secara massal di Monumen Pemberontakan PETA Kota Blitar, foto ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI
Sejumlah penari membawakan tari gambyong dan tari remo secara massal di Monumen Pemberontakan PETA Kota Blitar, foto ilustrasi

Oleh : Oleh : Ardian Purwoseputro

REPUBLIKA.CO.ID,  Tidak diragukan lagi Blitar Raya, teristimewa Kota Blitar, disebut “Kutho Cilik Kang Kawentar" (bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia berarti Kota Kecil Yang Terkenal). Kota  kecil yang melahirkan benih-benih nasionalisme  dan sebuah tempat berkumpulnya para pendiri negara di Nusantara. 

Sebut saja Ken Arok pendiri Wangsa Rajasa dan Kerajaan Tumapel atau yang lebih dikenal Singhasari, adalah keturunan Arya Gajah Para, seorang Wedana dari Blitar di era Kerajaan Kediri. Kemudian disusul Raden Wijaya atau Dyah Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, meski tidak dilahirkan atau dialiri darah Blitar, namun Candi Sumberjati atau disebut juga Candi Simping adalah bukti nyata tempat pendharmaan pendiri Kerajaan Majapahit tersebut.

Ir Soekarno, Sang Proklamator,  Founding Father dan Presiden Pertama Republik Indonesia, pernah dibesarkan dan menikmati  tanah, air dan udara dan zat-zat yang terkandung di bumi Blitar, hingga didharmakan di keabadian bumi Blitar.

Kota Blitar juga merupakan tempat  kediaman Ibunda dari Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-5. Belum lagi tokoh-tokoh kaliber nasional dan internasional yang lahir di Blitar seperti Soekarni (tokoh Kemerdekaan dan Ketua Partai Murba),  Soepriadi (Menteri Keamanan Rakyat ke-1),  Wiweko Soepono (Bapak Glass Cockpit - cikal bakal sistem  kemudi pesawat dengan  2 awak pesawat, Dirut Garuda Indonesia Airlines pertama), maupun J.B Sumarlin (Ekonomi dan Menteri Keuangan RI ke-17).