Rabu 24 Jul 2024 16:22 WIB

FIFA Digugat Liga-Liga Eropa dan FIFPRO ke Regulator Antimonopoli Uni Eropa

FIFA dianggap membahayakan kesehatan pemain dan keberlangsungan liga-liga Eropa.

FIFPRO Eropa dan European Leagues akan menuntut FIFA atas tindakan monopoli di Uni Eropa..
Foto: tangkapan layar European Leagues.
FIFPRO Eropa dan European Leagues akan menuntut FIFA atas tindakan monopoli di Uni Eropa..

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- European Leagues (Liga-Liga Eropa)  dan FIFPRO Eropa akan mengajukan gugatan bersama kepada regulator antimonopoli Uni Eropa terhadap kalender pertandingan internasional FIFA. Pernyataan organisasi-organisasi olahraga dan serikat pemain sepak bola dunia itu pada Selasa (23/7/2024) mengintensifkan perseteruan dengan badan sepak bola dunia tersebut.

Langkah European Leagues dan FIFPRO Eropa tersebut menyusul langkah hukum yang diambil oleh serikat pemain Inggris, Prancis, dan Italia terhadap FIFA atas masalah yang sama di pengadilan komersial Brussels, bulan lalu.

Baca Juga

Keluhan kepada Komisi Eropa, yang bertindak sebagai regulator kompetisi di Uni Eropa, akan diajukan dalam beberapa pekan mendatang, kata seseorang yang mengetahui masalah ini secara langsung.

European Leagues dan FIFPRO Eropa mengatakan, kalender pertandingan internasional saat ini sudah terlalu padat dan tidak dapat dipertahankan lagi untuk liga-liga nasional serta membahayakan kesehatan para pemain.

"Selama beberapa tahun, liga-liga dan serikat pemain telah berulang kali mendesak FIFA untuk mengembangkan proses yang jelas, transparan, dan adil terkait kalender pertandingan internasional. Permintaan resmi terakhir dikirimkan menjelang Kongres dan Dewan FIFA pada Mei 2024. Sayangnya, FIFA secara konsisten menolak untuk melibatkan liga-liga nasional dan serikat pemain dalam proses pengambilan keputusan," tulis European Leagues di laman resminya.

Kalender pertandingan internasional saat ini sudah melampaui titik jenuh dan tidak berkelanjutan bagi liga nasional dan berisiko bagi kesehatan para pemain. European Leagues menuding FIFA selama beberapa tahun terakhir telah berulang kali mendukung kompetisi dan kepentingan komersialnya sendiri, mengabaikan tanggung jawabnya sebagai badan pengatur, dan merugikan kepentingan ekonomi liga nasional dan kesejahteraan pemain.

Liga-liga nasional dan serikat pemain, yang mewakili kepentingan semua klub dan semua pemain di tingkat nasional dan mengatur hubungan ketenagakerjaan melalui solusi yang disepakati bersama, tidak dapat menerima peraturan global diputuskan secara sepihak.

"Tindakan hukum kini menjadi satu-satunya langkah yang bertanggung jawab bagi liga-liga Eropa dan serikat pemain untuk melindungi sepak bola, ekosistem dan tenaga kerjanya dari keputusan sepihak FIFA," bunyi pernyataan tersebut.

Pengaduan tersebut akan menjelaskan bahwa tindakan FIFA melanggar hukum persaingan usaha Uni Eropa dan secara khusus merupakan penyalahgunaan dominasi. Sebab, FIFA memiliki peran ganda sebagai regulator global sepak bola dan penyelenggara kompetisi.

Hal ini menciptakan konflik kepentingan, yang, sesuai dengan hukum kasus terbaru dari pengadilan Uni Eropa, mengharuskan FIFA untuk menjalankan fungsi pengaturannya dengan cara yang transparan, obyektif, tidak diskriminatif, dan proporsional. Perilaku FIFA sehubungan dengan kalender pertandingan internasional tidak memenuhi persyaratan ini.

Keluhan ini, yang secara resmi akan diajukan oleh Liga Eropa, La Liga, dan FIFPRO Eropa akan berjalan secara paralel dengan tindakan terpisah yang diprakarsai oleh masing-masing liga dan serikat pemain di tingkat nasional. Serikat pemain Inggris, Prancis, dan Italia telah mengajukan tuntutan ke pengadilan komersial Brussels pada bulan Juni.

"European Leagues dan FIFPRO Eropa telah menginformasikan kepada Komisi Eropa mengenai keputusan mereka dan berharap dapat bekerja sama dengan Komisi, lembaga-lembaga publik yang relevan dan para pemangku kepentingan sepak bola selama proses investigasi berlangsung," tutup pernyataan tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement