Rabu 24 Jul 2024 18:13 WIB

Sejarah Ringkas Masjid Nabawi

Masjid Nabawi dibangun tak lama sesudah hijrahnya Nabi SAW dari Makkah ke Madinah.

Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi
Foto: Republika
Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madinah al-Munawwarah akan selalu berada di hati setiap Muslim. Di sanalah cahaya Islam bersinar terang benderang. Kota itulah yang merasakan untuk pertama kalinya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW selaku kepala negara. Rasulullah SAW menjadikan wilayah yang sebelumnya bernama Yastrib itu sebagai kota ilmu. Dan, pusat pendidikannya berlokasi persis di Masjid Nabawi. Di tempat itulah, beliau membina dan membimbing tunas-tunas muda, yang pada akhirnya menjadi lokomotif pengembangan syiar Islam.

Nabi SAW mendirikan Masjid Nabawi begitu sampai di Madinah dari Makkah al-Mukarramah. Penentuan lokasinya berdasarkan tempat berhenti untanya beliau. Pada mulanya, masjid tersebut berbentuk sangat sederhana. Denahnya seperti bujur sangkar dengan luas sekitar 1.060 meter persegi.

Baca Juga

Pada tahun ketujuh Hijriah, Masjid Nabawi tak cukup lagi menampung Muslimin yang jumlahnya kian bertambah. Nabi SAW pun memerintahkan perluasan masjid itu. Masjid Nabawi diperluas pada sisi barat dan utara sehingga total luasnya menjadi 2.475 m persegi.

Pada zaman Khulafaur rasyidin, kian banyak umat Islam menghuni Madinah. Khalifah Umar bin Khattab memperluas lagi Masjid Nabawi dengan menambah area seluas 1.100 m persegi. Adapun ruangan seluas 470 m persegi ditambahkan pada zaman Khalifah Utsman bin Affan.

Khalifah al-Walid bin Abdil Malik dari Dinasti Umayyah merenovasi Masjid Nabawi. Untuk pertama kalinya, menara-menara masjid tersebut juga dibangun pada masanya. Empat buah menara dengan ketinggian hingga 27,5 m dibangunnya pada tiap empat sudut bangunan.

Pada 161 H atau 777 M, Khalifah al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah memperluas dan merenovasi Masjid Nabawi hingga luasnya menjadi 8.890 m persegi. Perbaikan juga dilakukan Abbasiyah pascakebakaran besar pada masjid tersebut pada 654 H atau 1226 M.

Kubah pertama di Masjid Nabawi dibangun atas perintah dari Sultan al-Manshur Qolawun ash-Sholihi dari Dinasti Mamluk. Kubah yang dibangun di atas makam Nabi SAW itu berwarna hijau sehingga dikenal sebagai Kubah Hijau hingga kini. Pada 1277 H atau 1860 M, Dinasti Turki Utsmaniyah memperluas dan memperindah bangunan suci itu. Seluruh atap Masjid Nabawi ditutup dengan kubah-kubah yang bervariasi ukurannya dengan jumlah 170 buah.

Memasuki abad ke-20, Kerajaan Arab Saudi terus menggencarkan perawatan dan pembangunan kawasan dua kota suci. Pada 1984, Raja Fahd memerintahkan renovasi yang terbesar dan termegah dalam sejarah Masjid Nabawi. Maka jadilah luas masjid itu mencapai 92.327 m persegi.

Proyek itu dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama menambah kapasitas masjid menjadi lebih dari 800 ribu orang jamaah. Melalui tahap kedua dan ketiga, daya tampung Masjid Nabawi ditambah menjadi lebih dari satu juta jamaah. Pemerintah Saudi bervisi, sebelum tahun 2040 akan ada penambahan ruang lagi di masjid peninggalan Nabi Muhammad SAW itu sehingga dapat menampung 1,2 juta jamaah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement