Kamis 25 Jul 2024 07:19 WIB

6 Cara Sederhana Cegah Demensia

Sekitar 40 persen kasus demensia dinilai dapat dicegah atau setidaknya ditunda.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Demensia (ilustrasi). Setidaknya ada 6 cara untuk mencegah demensia.
Foto: Piqsels
Demensia (ilustrasi). Setidaknya ada 6 cara untuk mencegah demensia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 

Diperkirakan sekitar 40 persen kasus demensia dapat dicegah (atau setidaknya ditunda) dengan mengubah kebiasaan gaya hidup tertentu. Saat ini terdapat 12 faktor risiko yang dapat dimodifikasi yang terkait dengan risiko demensia yang lebih besar.

Baca Juga

Dengan berfokus pada faktor-faktor ini dan mengambil langkah proaktif sejak dini, Anda dapat mengurangi risiko terkena demensia di kemudian hari. Dilansir Study Finds, Rabu (24/7/2024), berikut adalah enam perubahan gaya hidup terpenting yang dapat dilakukan selagi masih muda untuk menjaga kesehatan otak:

1. Penuhi kebutuhan nutrisi

Nutrisi penting untuk sejumlah alasan. Meskipun otak hanya terdiri atas 2 persen dari berat badan kita, otak mengkonsumsi sekitar 20 persen dari pasokan energi harian kita. Hal ini menjadikan nutrisi yang baik sebagai elemen penting bagi kesehatan otak.

Selain itu, pola makan yang baik membantu kita menjaga berat badan yang sehat dan menurunkan risiko diabetes, yang keduanya dikaitkan dengan risiko demensia 1 persen lebih besar. Pola makan yang sehat juga dapat mencegah hipertensi, yang dikaitkan dengan risiko demensia 2 persen lebih besar.

2. Tetap terhidrasi

Sekitar 60 persen tubuh manusia terdiri atas air. Karenanya, menjaga agar tetap seperti itu dan tetap terhidrasi dengan baik akan mendukung fungsi otak serta kesehatan kita secara keseluruhan.

Dehidrasi memengaruhi kinerja fisik dan mental kita dalam banyak hal-seperti meningkatkan rasa lelah dan menyebabkan otak berfungsi kurang efisien. Daya ingat, perhatian, konsentrasi, dan waktu reaksi juga dipengaruhi oleh dehidrasi.

3. Tidak mengonsumsi alkohol

Penelitian menunjukkan bahwa minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan risiko demensia sebesar 1 persen. Alkohol tidak hanya memengaruhi seberapa baik fungsi otak, tetapi juga mengubah struktur otak.

Berbagai studi telah menemukan bahwa alkohol terkait dengan hilangnya neuron (sel yang mengirimkan sinyal ke seluruh otak), penurunan materi putih (jaringan serabut saraf yang memungkinkan komunikasi antar area otak) dan hilangnya volume. Semua perubahan ini memengaruhi seberapa baik otak bekerja.

4. Rutin olahraga atau aktivitas fisik

Olahraga memiliki banyak manfaat bagi otak. Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, yang bermanfaat untuk fungsi yang baik, mengurangi peradangan, dan bahkan meningkatkan aktivitas dan volume otak, sehingga lebih efisien. Semua perubahan ini sangat bermanfaat bagi kesehatan otak jangka panjang dan dapat melindungi dari penurunan kognitif.

Anda harus menargetkan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per pekan atau setidaknya 75 menit latihan intensitas tinggi per pekan-atau kombinasi keduanya. Studi lain mengungkap bahwa berjalan sebanyak 7.500 langkah per hari sudah cukup untuk meningkatkan volume otak.

5. Sering bersosialisasi

Penelitian telah menemukan bahwa hubungan sosial yang baik, seperti mengikuti komunitas, berhubungan baik dengan tetangga atau teman, rajin bersilaturahmi dikaitkan dengan penurunan kognitif yang lebih lambat. Bersosialisasi menstimulasi perhatian dan ingatan kita serta memperkuat jaringan otak kita.

6. Tidak berhenti belajar

Meskipun sudah tamat sekolah, bukan berarti Anda harus berhenti belajar. Anda bisa terus mempelajari hal-hal baru di sepanjang hidup Anda. Belajar memiliki efek perlindungan pada otak- dengan penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang terus belajar sepanjang hidupnya memiliki risiko demensia 7 persen lebih rendah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement