Menteri Olahraga Prancis Amélie Oudéa-Castéra mengatakan LVMH terlibat dalam upaya untuk “menciptakan solusi agar semua orang merasa nyaman.”
Jilbab Sylla pertama kali muncul sebagai masalah sebelum Kejuaraan Eropa di Roma awal tahun ini. Solusinya adalah topi biru yang dimasukkan ke dalam seragam tim yang menurut Oudéa-Castéra “menghormati prinsip-prinsip kami.” Topi tersebut memiliki potongan kain yang dijahit yang dikenakan Sylla untuk menutupi rambutnya. Belum jelas apakah Sylla akan mengenakan penutup rambut serupa untuk bertanding di Paris.
“Kami ingin mengikuti logika yang sama. Itulah mengapa kami terus berdiskusi dengan LVMH dan Berluti. Saya percaya diri,” kata Oudéa-Castéra.
Amnesty International, sebuah organisasi non-pemerintah internasional dengan tujuan mempromosikan seluruh hak asasi manusia, mengkritik keras larangan penggunaan jilbab oleh para atlet Muslimah Prancis di Olimpiade Paris.