REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Penelitian terbaru soal dampak minuman beralkohol menyimpulkan bahwa konsumsi barang haram itu tak ada manfaatnya sama sekali, berapapun volumenya. Ini menyangkal penelitian yang jadi kampanye perusahaan alkohol bahwa konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah kecil menyehatkan.
Penelitian tersebut senada dengan ajaran Islam bahwa minuman keras atau beralkohol bukanlah obat melainkan penyakit. Diriwayatkan, seorang sahabat Rasulullah pernah menanyakan hal itu. ''Wahai Nabinya Allah sesungguhnya (khamr itu) obat,'' lalu Nabi bersabda,''(khamr) bukan obat, tetapi dia adalah penyakit.'' (HR Muslim Nomor 1984).
Larangan meminum minuman beralkohol tercantum dalam Alquran dan hadits Rasulullah SAW. Beliau melarang konsumsi khamr meskipun setetes.
Dilansir the Guardian, dalam sejumlah penelitian yang dilansir sebelumnya, ada yang menyimpulkan bahwa meminum sedikit minuman beralkohol setiap hari lebih baik untuk umur yang lebih panjang daripada menghindari alkohol sama sekali. Namun sebuah analisis baru menyangkal pemikiran tersebut dan menyalahkan pesan menyesatkan tersebut pada penelitian yang menyertakan peminum berat yang telah berhenti sepenuhnya.
Para ilmuwan di Kanada menyelidiki 107 penelitian yang diterbitkan mengenai kebiasaan minum masyarakat dan berapa lama mereka hidup. Dalam sebagian besar kasus, mereka menemukan bahwa para peminum alkohol dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengonsumsi atau mengonsumsi sedikit alkohol, tanpa memperhitungkan bahwa beberapa orang telah mengurangi atau berhenti minum karena alasan kesehatan yang buruk.
Temuan ini menunjukkan bahwa di antara kelompok yang tidak minum alkohol dan sesekali minum, terdapat sejumlah besar orang yang sakit, sehingga menurunkan rata-rata kesehatan kelompok tersebut, dan membuat peminum ringan hingga sedang terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan yang sama sekali tak minum alkohol.
“Ini merupakan sebuah kudeta propaganda bagi industri alkohol untuk mengusulkan bahwa penggunaan produk mereka secara moderat dapat memperpanjang umur manusia,” kata Dr Tim Stockwell, penulis pertama studi tersebut dan seorang ilmuwan di Institut Penelitian Penggunaan Zat Kanada di Universitas Victoria.
“Gagasan ini berdampak pada pedoman konsumsi alkohol nasional, perkiraan beban penyakit akibat alkohol di seluruh dunia, dan telah menjadi hambatan dalam pembuatan kebijakan yang efektif mengenai alkohol dan kesehatan masyarakat,” tambahnya. Rinciannya dipublikasikan di Jurnal Studi tentang Alkohol dan Narkoba.