Kamis 25 Jul 2024 18:37 WIB

Indonesia Punya Potensi Geotermal Terbesar di Dunia

Perlu teknologi inovatif guna memaksimalkan penggunaan energi geotermal

Red: Erik Purnama Putra
Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW).
Foto: Republika.co.id
Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Namun, hingga kini hanya sekitar 10 persen dari kapasitas yang dimanfaatkan. Untuk mengoptimalkan potensi besar itu, diperlukan pengembangan teknologi inovatif guna memaksimalkan penggunaan energi geotermal yang ramah lingkungan. 

Asosiasi Panasbumi Indonesia (API-INAGA) pun mengapresiasi kontribusi Nalco Water dalam memajukan teknologi geotermal. General Secretary of INAGA, Riza Pasikki menekankan, mengatasi tantangan industri dari risiko hulu saat eksplorasi hingga fase pemanfaatan sangat penting. Menurut dia, INAGA hadir untuk berbagi wawasan tentang kondisi energi geotermal dan membahas cara untuk membuatnya lebih berdampak.

"Dengan target menambah 3.000 MW pada tahun 2030, artinya kita harus menambah 500 MW setiap tahun. Meskipun ada risiko dari skala pengembangan yang agresif, pengembangan sumber daya geotermal entalpi rendah-menengah di Indonesia adalah suatu keharusan," ujar Riza dalam seminar bertema 'Keunggulan Proses Geotermal untuk Mencapai Efisiensi Sistem yang Lebih Baik' dikutip di Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Dia menyebut, upaya itu memerlukan dukungan dari perusahaan teknologi seperti Ecolab dalam pengelolaan yang efektif. Pihaknya pun menghargai upaya pemerintah dan menyadari perlunya kolaborasi dan sumber daya yang lebih baik dari semua pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan energi terbarukan.

"Advokasi berkelanjutan dan peningkatan rantai pasokan sangat penting, dan kami berharap Ecolab dapat mendukung penyediaan konten lokal (TKDN) yang diperlukan oleh pemerintah," kata Riza.

VP & GM Heavy Industry, Ecolab Asia Tenggara, Chandra Marimuthu menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan industri geotermal di Asia Tenggara. "Mendorong kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan dalam industri geotermal sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim. Fokus kami adalah untuk membantu pelanggan kami mencapai tujuan keberlanjutan," ucap Chandra.

Pembicara ahli Geothermal Institute di University of Auckland, Prof Sadiq J Zarrouk menyoroti peningkatan penggunaan pembangkit listrik teknologi binary untuk produksi listrik dari reservoir geotermal entalpi rendah dan tinggi. Dia menekankan, pembangkit listrik teknologi binary harus terus dioptimalkan untuk mengekstrak sebanyak mungkin energi dari fluida geotermal demi generasi daya maksimal.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement