Jumat 26 Jul 2024 07:15 WIB

Dukung Kimia Hijau, UMJ Terapkan Teknologi Green Solven Bagi IKM Mitra

Untuk mencapai tujuan ini, kimia hijau mempertimbangkan banyak hal.

Formula body care hasil riset dosen UMJ didaftarkan menjadi paten sederhana di Kemenkumham RI dengan pendanaan dari hibah Dana Padanan Kedaireka Kemdikbudristek 2024.
Foto: UMJ
Formula body care hasil riset dosen UMJ didaftarkan menjadi paten sederhana di Kemenkumham RI dengan pendanaan dari hibah Dana Padanan Kedaireka Kemdikbudristek 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjadikan teknologi kimia lebih berkelanjutan bagi lingkungan, perlu adanya konsep teknologi kimia hijau. Untuk mencapai tujuan ini, kimia hijau mempertimbangkan banyak hal. Ini termasuk jumlah limbah yang dihasilkan, toksisitas dan beban lingkungan dari bahan kimia yang digunakan, serta limbah yang dihasilkan, penggunaan energi dan listrik selama proses ekstraksi dan produksi bahan kimia, dan keamanan proses ekstraksi.

Oleh karena itu, adalah ide yang baik untuk mempertimbangkan pengganti pelarut organik berbahaya dengan air, karena air adalah salah satu pelarut paling ramah lingkungan. Ini akan memungkinkan kita untuk mengurangi tingkat bahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

Baca Juga

Menurut ketua tim penelitian dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Tri Yuni Hendrawati, penerapan kimia hijau dalam green solven pada ekstraksi sirih, kenikir dan tanaman manfaat lainnya dengan air sebagai green solven merupakan teknologi yang mudah, aplikatif dengan tingkat kemanan tinggi pada industri skala kecil dan menengah.

Hal ini diaplikasikan pada hibah Dana Padanan Kedaireka 2024 dengan judul “Ecoinovasi produksi, peningkatan mutu dan pasar produk personal care dan kosmetika berbasis lebah dan herbal dengan teknologi green solven dan nano emulsi” dengan kolaborasi dengan mitra CV Madu Apiari Mutiara.

Pada kegiatan ini, UMJ telah menginovasi personal care berbasis produk turunan lebah dan herbal sebagai hilirisasi riset dosen dan mahasiswa. Personal care yaitu body oil, tonik rambut dan Feminine Hygiene telah mendapatkan ijin edar BPOM NA yang bermerek Honi Bee.

Yuni mengatakan bahwa personal care ini mengandung komposisi alami dikombinasi dengan produk turunan lebah yaitu madu, propolis, Besswax dan herbal kompetitif dari harga. Produk ini merupakan hasil riset dengan teknologi nano emulsi dan green solven sehingga diharapkan memberikan pasar alternatif dan spesifik untuk manfaat yang lebih optimal bagi kesehatan.

Formula body care hasil riset dosen UMJ didaftarkan menjadi paten sederhana di Kemenkumham RI dengan pendanaan dari hibah Dana Padanan Kedaireka Kemdikbudristek 2024. Produk personal care Honi Bee ini siap untuk dipasarkan.

Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk memanfaatkan potensi yang ada pada kedua belah pihak, UMJ dan mitra dengan prinsip saling menguntungkan dalam rangka kesinambungan kerja sama komersialisasi produk tersebut di atas dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka bagi kedua belah pihak.

Realisasi kerja sama dan rencana bisnis dalam komersialisasi produk dalam perjanjian kerja sama ini dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagai implementasi dalam pelaksanaan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah di UMJ. Dalam kerja sama UMJ dan CV Madu Apiari Mutiara telah disepakati adanya royalty sebesar 5 persen dari harga pokok penjualan (HPP).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement