REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejak Oktober tahun lalu, Gaza berubah, dari kawasan kecil yang padat menjadi reruntuhan bangunan. Ditambah lagi, dari satu sudut ke lainnya pasti ada kesedihan.
Ada yang menuangkannya dalam vandalisme bertuliskan nama-nama siapa saja yang pernah tinggal di reruntuhan itu. Lainnya, masih ada yang memaksakan diri tinggal di bawah puing-puing.
Hancur sudah bangunan dan infrastruktur yang ada di sana. Banyak sudah mayat bergelimpangan. Manusia di sana tidak diperlakukan secara wajar. Pasukan IDF di sana membabi buta menyerang siapa saja yang mereka curigai tanpa ada kejelasan bukti pelanggaran hukum.
Banyak anak-anak menjadi sasaran pemboman militer Israel, pasukan khusus yang kini terkenal sebagai pembunuh anak-anak tak berdosa. Mereka yang masih hidup ada yang mengalami luka hebat. Mereka bertahan, meski orang tua mereka sudah lebih disayang Allah nun jauh di Arasy.