REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra bisa meraih kemenangan besar di Bumi Cenderawasih pada Pilkada Serentak 2024. Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, saat pelaksanaan pilkada pada 27 November 2024, Prabowo Subianto sudah dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2024.
Hal itu akan memunculkan initial popularity surge atau lonjakan popularitas pada awal pemerintahan. "Ketika Pak Prabowo mengalami surplus popularitas dan pengakuan di awal pemerintahannya, maka Partai Gerindra akan diuntungkan pada Pilkada Serentak akibat adanya Prabowo effect," kata Karyono dikutip di Jakarta, Sabtu (27/7/2024).
Menurut dia, efek Prabowo akan sangat signifikan apabila dipadukan dengan faktor ketokohan calon gubernur (cagub) yang diusung Gerindra di Tanah Papua. "Karena itu kami memahami kehati-hatian DPP Gerindra dalam memutuskan nama kandidat gubernur yang diusung karena harus melalui kalkulasi yang tepat dan pertimbangan yang matang," kata Karyono.
Untuk Provinsi Papua Pegunungan misalnya, peta politik menunjukkan kompetisi antara John Tabo dan Befa Yigibalom. John Tabo sudah memastikan menjadikan Ones Pahabol sebagai wakilnya. Keduanya sudah mengantongi rekomendasi dari Golkar dan Demokrat. Sedangkan Befa Yigibalom mendapat rekomendasi dari Nasdem dan Perindo.
Befa Yigibalom awalnya berupaya menggaet kader Gerindra, yaitu Natan Pahabol sebagai wakilnya. Namun, upaya tersebut bakal kandas karena adanya penolakan di internal Gerindra karena persaingan saat Pilpres 2024.
"Secara historis dan chemistry, kader Gerindra lebih dekat dengan John Tabo. Sangat rasional jika akhirnya Gerindra melabuhkan dukungannya ke John Tabo untuk Pilgub Papua Pegunungan," ucap Karyono.
Dia juga menyoroti peta politik pada Pilgub Papua Selatan. Kader Gerindra Otniel Hindom kemungkinan dipinang menjadi cawagub oleh mantan bupati Boven Digoel Yusak Yaluwo yang diusung Golkar. "Koalisi Golkar-Gerindra ini diprediksi akan menghadapi Apolo Safanjo yang merupakan Pj Gubernur Papua Selatan (PDIP dan PKS) dan Romanus Mbara (Nasdem dan PAN)," ucap Karyono.
Di Provinsi Papua Tengah, sambung dia, mantan bupati Puncak Willem Wandik menyatakan siap dinaturalisasi menjadi kader Gerindra. Willem yang telah mendapat rekomendasi dari Golkar dan PKB dan akan berhadapan dengan Natalis Tabuni dari Nasdem dan Meki Nawipa yang diusung PDIP.
Untuk Papua Induk, menurut Karyono, ada empat poros yang akan bertanding memberebutkan kursi gubernur. Partai Gerindra diprediksi akan mengusung kader organiknya Yan Permenas Mandenas yang merupakan anggota DPR RI berpasangan dengan Yunus Wonda dari Demokrat.