Ahad 28 Jul 2024 14:01 WIB

Petugas Zakat Terima Hadiah dari Donatur, Begini Marahnya Nabi

Tatkala amanah sudah di tangan, godaan untuk berlebih-lebihan lantas muncul.

Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi Berzakat
Foto:

Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin memasukkan hadis di atas dalam bab larangan berbuat zalim. Amanah memang berat untuk dilaksanakan. Ia adalah tanggungan yang tak sanggup dipikul langit, tak kuat diemban gunung. Manusia, dengan segala keringkihan sifatnya, lantas berani mengambil tanggung jawab besar itu.

Tatkala amanah sudah di tangan, godaan untuk berlebih-lebihan lantas muncul. Amanah harta yang dititipkan kadang memunculkan perasaan ingin menguasai yang lebih banyak lagi. Amanah takhta yang diembankan tak jarang membuat sang empunya terlena. Beberapa jatuh dalam kepemimpinan nan menakutkan bak diktator. Semua ragam sifat buruk tadi bisa dirangkum dalam kata zalim.

Sungguh zalim adalah perbuatan yang amat berat konsekuensinya. Ia tak hanya berdimensi ukhrawi sebagai sebuah maksiat kepada Allah, namun juga amat menyakiti manusia. Perlu ikhtiar ganda guna membersihkan diri dari noda zalim. Memohon ampun kepada Allah dan betobat, lantas meminta orang-orang yang pernah dizalimi berbaik hati memberikan keikhlasannya. Keduanya perlu usaha yang sungguh-sungguh. Bukan aksi pencitraan demi merencanakan kezaliman berikutnya.

photo
Infografis Bolehkah Zakat Fitrah dengan Uang? - (Republika.co.id)

Hati-hatilah dengan orang yang terzalimi. Periksa setiap ucapan dan tindakan kita. Begitu mudahnya mengucapkan kata-kata kotor yang ditujukan ke orang, bekasnya akan lama terasa. Begitu juga menghadapi orang  yang melanggar aturan. Rasulullah SAW sudah memberi rambu. Terhadap orang yang berbuat kerusakan saja kita dilarang berbuat zalim. Karena, nanti tak akan ada penghalang dalam doa orang-orang yang teraniaya.