Ahad 28 Jul 2024 14:30 WIB

Gaikindo Prediksi Populasi Mobil Hybrid Capai 70 Ribu di Akhir 2024

Jumlah mobil hybrid terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pengunjung mengamati kendaraan mobil yang dipamerkan dalam gelaran pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (24/7/2024). Pameran otomotif yang digelar rutin tiap tahun tersebut merupakan salah satu pemeran otomotif terbesar setelah China dengan menghadirkan lebih dari 55 jenama dan 120 industri pendukung dengan menghadirkan produk mobil baru dengan beragam konsep mulai dari kendaraan eletrifikasi hingga model kendaraan hybrid. Sejumlah pengunjung terlihat mengamati sekaligus merasakan sensasi mengemudi menggunakan kendaraan yang dipamerkan di gelaran tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati kendaraan mobil yang dipamerkan dalam gelaran pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (24/7/2024). Pameran otomotif yang digelar rutin tiap tahun tersebut merupakan salah satu pemeran otomotif terbesar setelah China dengan menghadirkan lebih dari 55 jenama dan 120 industri pendukung dengan menghadirkan produk mobil baru dengan beragam konsep mulai dari kendaraan eletrifikasi hingga model kendaraan hybrid. Sejumlah pengunjung terlihat mengamati sekaligus merasakan sensasi mengemudi menggunakan kendaraan yang dipamerkan di gelaran tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohanes Nangoi memprediksi populasi mobil hybrid (gabungan bensin dan listrik) akan terus meningkat. Jumlahnya dapat mencapai 70 ribu unit hingga akhir 2024.

“Jadi kalau saya lihat mungkin mobil hybrid di akhir tahun bisa mencapai sekitar 65 ribu hingga 70 ribu unit, berarti ada peningkatan lagi,” kata dia pada penutupan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Sabtu (27/7) malam. 

Baca Juga

Yohanes mengatakan, data populasi mobil hybrid terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat jumlah kendaraan rendah emisi tersebut pada tahun 2022 sebanyak 10 ribu unit, dan melonjak drastis pada 2023 yang menyentuh angka 55 ribu unit.

Sementara tahun ini, tercatat populasi mobil hybrid telah mencapai nyaris 32 ribu unit hingga bulan Mei, ungkapnya. Kesadaran masyarakat akan keunggulan efisiensi mobil hybrid dalam hal konsumsi bahan bakar menjadi salah satu alasan utama mobil tersebut laris di pasar. 

“Karena memang masyarakat sudah mulai menyadari bahwa yang namanya mobil hybrid itu lebih hemat bahan bakar fosil, dan emisi gas buangnya lebih baik. Harganya juga mulai berkompetisi,” ujar Yohanes. Sementara pertumbuhan mobil listrik sepenuhnya atau Battery Electric Vehicle (BEV), tak segesit mobil hybrid. 

Meski begitu Yohanes menyebut tren penyebarannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Ia mencatat, penjualan mobil listrik pada 2022 mencapai 10 ribu, dan 17 ribu unit pada 2023. Kemudian hingga Mei 2024 penjualan mobil listrik telah mencapai 13 ribu unit. 

“Perhitungan saya ekstrapolasi mungkin akhir tahun bisa mencapai angka 30 ribu unit (BEV), cukup bagus peningkatan, tapi memang dibandingkan dengan hybrid, hybrid jauh lebih meningkat,” imbuhnya. 

Yohannes menjelaskan, salah satu penyebab pertumbuhan mobil listrik yang tak secepat mobil hybrid ialah ketersediaan infrastruktur dan harga jual yang masih relatif tinggi.

“Kenapa bisa begitu yang pertama adalah bahwa mobil listrik memerlukan infrastruktur khusus, kemudian yang berikutnya adalah bahwa harganya masih lebih tinggi daripada mobil biasanya, dan masyarakat masih memperhatikan dulu. Tapi semuanya membaik,” kata Yohanes.  

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement