REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Alquran. Jumlah ayatnya terdiri dari 286 ayat. Surat yang turun di Madinah ini mencakup banyak unsur ajaran agama mulai dari tauhid, hukum, ibadah.
Berikut ini sejumlah fakta seputar turunnya surat kedua dalam urutan Alquran Mushaf Utsmani tersebut:
Pertama, wahyu ayat-ayat pertama Surat Al-Baqarah bertepatan dengan kedatangan Nabi, semoga Allah memberkati dan memberinya kedamaian, ke Madinah, yaitu, setelah migrasi dari tanah airnya yang pertama, Makkah, ke negara pertama bagi umat Islam di tanah tersebut, dan pembentukan dokumen konstitusional pertama antara Muslim dan Yahudi yang tinggal di sana, untuk membentuk, untuk pertama kalinya di Jazirah Arab, sebuah negara dengan orang-orang yang memiliki banyak agama.
Di satu tanah, orang-orang Yahudi dan Muslim tinggal di satu tanah, dan umat Kitab Suci ini telah mendiami bagian bumi ini sendirian sebelum kedatangan Nabi, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, dan para imigran yang datang ke sana, ketika para pendukungnya menerima mereka.
Oleh karena itu, muncullah kesempatan untuk mengambil tentang Bani Israil karena mereka adalah bagian asli dari negara Madinah. Ketika Nabi SAW datang kepada mereka dengan membawa agama baru dan mengambil alih kepemimpinan mereka, mereka iri kepadanya, dan orang-orang munafik pun iri kepadanya, ketika beliau diberi kedudukan sebagai raja menggantikan mereka, dan Nabi dengan cepat menyadarinya.
Dengan menetapkan dokumen konstitusi pertama di Madinah, untuk menjadi kerangka legislatif dalam mengatur hubungan negara dengan warga negara, dan hubungan individu satu sama lain dalam berbagai kerangka, baik dalam hubungan sosial, keluarga, keuangan, ekonomi, maupun perdagangan.
Kedua, ayat-ayat Surat Al-Baqarah diwahyukan untuk mengimbangi perubahan yang terjadi pada tahap-tahap ajakan Islam ini, dan untuk memperjelas dasar-dasar yang harus diikuti oleh Nabi, semoga Allah memberkati dan memberinya kedamaian, dalam membangun negaranya.
Jadi, surat ini dimulai dengan menjelaskan tipe-tipe masyarakat Madinah, termasuk di dalamnya kaum Muslimin, Yahudi, dan orang-orang munafik, yaitu masyarakat yang ingin membangun negaranya di atas dasar-dasar yang kokoh, serta menjelaskan ciri-ciri negara mereka yang baru, dan menangani masalah-masalah yang ada di dalamnya.
Ketiga, dengan demikian, penyebutan kisah Adam, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, dan penggantinya di bumi memperjelas esensi penciptaannya, juga penyebutan kisah Thalut dan Jalut, serta penobatan Raja Daud, sebagai penyempurna kisah Adam yang diceritakan di awal surah, untuk menyempurnakan konsep kekhalifahan di muka bumi, dan untuk mempertimbangkan alasan-alasan pemberdayaan.
Keempat, ayat-ayat surat ini terus diwahyukan kepada Nabi SAW, ketika beliau berada di Madinah dari saat beliau menyampaikannya hingga akhir masa beliau di sana, hingga ayat terakhir Alquran. diwahyukan di dalamnya.
فعن سعيد بن جبير قال: آخر ما نزل من القرآن كله ﴿ وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴾ [البقرة: 281]
Dari Said bin Jubair, ia berkata, “Hal terakhir yang diturunkan dari seluruh Alquran adalah (Dan bertakwalah kepada Allah) pada hari (ketika) kamu dikembalikan kepada Allah, lalu dibalasi tiap-tiap diri dengan apa yang telah diusahakannya, dan mereka tidak dianiaya.” (QS Al-Baqarah: 281).
Kelima...