Rifda bertubuh mungil (151 cm), tapi nyalinya besar. Pada masa lalu, ia pernah lantang menyuarakan soal terhambatnya bonus atlet DKI dan mengkritik praktik-praktik miring di olahraga Indonesia lewat media sosialnya.
Saya mengenal Rifda sekira tujuh atau delapan tahun lalu. Saat itu, kami bertemu di klinik kedokteran ISMC (Indonesia Sports Medicine Centre), yang ketika itu masih berlokasi di area yang sekarang sudah berubah menjadi hutan kota Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Kami sama-sama menjalani program penguatan kaki.
Awalnya saya tak sadar bahwa Rifda atlet rising star Indonesia. Sampai salah satu manejemen ISMC yang juga teman saya Ihsan Budisatria mengenalkan kami. Saya tak bisa melupakan Rifda karena penampilannya yang eye catching. Saat itu, layaknya remaja seusianya, Rifda terlihat lucu nan menggemaskan dengan rambut yang dicat berwarna-warni.
Ia sosok yang sangat ramah. Terlebih selain memperkenalkan diri sebagai wartawan, saya juga memberi tahu bahwa saya punya sepupu yang juga mantan atlet senam andalan DKI, peraih emas SEA Games.