Senin 29 Jul 2024 07:08 WIB

Cerita Izmi, Kembali Mandiri dengan BPaL

Izmi dirujuk ke RSUP Persahabatan usai terdiagnosis TBC RO.

Red: Teguh Firmansyah
Izmi saat pengobatan TBC
Foto: Istimewa
Izmi saat pengobatan TBC

REPUBLIKA.CO.ID, Izmi Puspita Aryani, 27 tahun, sehari-hari bekerja di sebuah bank swasta di Jakarta. Pada tahun 2021, Izmi terdiagnosis Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) yang membuatnya memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya.

“Saat aku terdiagnosis TBC RO, aku langsung resign. Sebenarnya atasan tidak menyuruh resign, bahkan menawarkan untuk bekerja dari rumah (work from home). Tapi aku tidak mau dalam kondisi sakit harus dipusingkan dengan pekerjaan,” ujar Izmi menceritakan keputusan yang diambilnya saat itu dalam keterangan diterima Republika. 

Baca Juga

Saat itu kondisi Izmi memang tidak prima. Meskipun awalnya hanya mengeluhkan batuk biasa yang tak kunjung sembuh, saat Izmi memulai pengobatan TBC dengan Paduan Jangka Panjang dengan jumlah pil hingga lebih dari 20 butir perhari ternyata ia malah mengalami bermacam macam efek samping yang tidak tertahankan mual, muntah yang berkepanjangan hampir sepanjang hari, pusing, ruam kulit, hingga halusinasi, di mana dia merasa seperti dikejar-kejar oleh bola besar.

Izmi yang awalnya sudah tinggal sendiri, kembali tinggal bersama orang tuanya selama pengobatan agar ada yang merawat. Orang tua Izmi pun semakin cemas melihat kondisi Izmi, bahkan Ibu Izmi khawatir Izmi seperti ‘diracuni’ oleh obat. Tidak kuat dengan efek samping yang dihadapi, Izmi akhirnya berhenti minum obat.