Senin 29 Jul 2024 07:24 WIB

Parlemen Israel Persilakan Netanyahu Perangi Hizbullah

Israel bersikeras insiden di Dataran Tinggi Golan tanggung jawab Hizbullah.

Red: Fitriyan Zamzami
Tentara Israel melintasi area yang terkena roket yang menewaskan banyak anak dan remaja di lapangan sepak bola di kota Druze Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Sabtu, 27 Juli 2024.
Foto: AP Photo/Leo Korea
Tentara Israel melintasi area yang terkena roket yang menewaskan banyak anak dan remaja di lapangan sepak bola di kota Druze Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Sabtu, 27 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kabinet keamanan Israel pada Ahad memberi wewenang kepada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memutuskan “cara dan waktu” tanggapan terhadap serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel yang menewaskan 12 remaja dan anak-anak. Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS) menuding kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, terlibat serangan itu.

Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap Majdal Shams pada hari Sabtu, serangan paling mematikan di Israel atau wilayah yang dianeksasi Israel sejak serangan pejuang Palestina pada 7 Oktober. Konflik tersebut telah menyebar ke berbagai bidang dan berisiko meluas menjadi konflik regional yang lebih luas.

Baca Juga

Israel telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Hizbullah di Lebanon, dan jet-jet Israel menyerang sasaran di Lebanon selatan pada Ahad. Namun ada kekhawatiran bahwa respons yang lebih kuat akan muncul setelah pertemuan kabinet keamanan yang diselenggarakan oleh Netanyahu di Tel Aviv.

Setelah pertemuan berakhir, kantor Netanyahu mengatakan kabinet “memberi wewenang kepada Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan untuk memutuskan cara dan waktu tanggapan.”