REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sinar biru (blue light) adalah bagian dari spektrum cahaya tampak. Selain matahari sebagai sumber sinar biru paling kuat, perangkat gawai seperti ponsel, laptop, hingga TV juga memancarkan sinar biru pada tingkat 100-1000 lebih rendah.
Meskipun rendah, namun paparan sinar biru dari gawai begitu masif, terlebih di era digital seperti sekarang. Dokter kulit dari Bond University, Michael Freeman, mengatakan bahwa paparan sinar biru juga bisa merusak kesehatan kulit. Berikut beberapa dampak sinar biru terhadap kulit menurut Freeman:
1. Meningkatkan pigmentasi
Freeman menjelaskan bahwa paparan sinar biru dapat merangsang produksi melanin, pigmen kulit alami yang memberikan warna pada kulit.
“Jadi, paparan sinar biru yang berlebih berpotensi memperburuk hiperpigmentasi yakni produksi melanin yang berlebihan yang menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, terutama pada orang yang berkulit lebih gelap,” kaa dia seperti dilansir Study Finds, Senin (29/7/2024).
2. Memicu keriput
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sinar biru dapat merusak kolagen, protein yang penting untuk struktur kulit, yang berpotensi mempercepat pembentukan keriput.
Sebuah penelitian laboratorium menunjukkan bahwa hal ini dapat terjadi jika Anda menggunakan gawai dengan hanya berjarak satu sentimeter dari kul selama satu jam. Namun, bagi kebanyakan orang, jika memegang perangkat lebih dari 10 cm, hal itu akan mengurangi paparan 100 kali lipat.
3. Mengganggu tidur
Freeman mengatakan bahwa sinar biru dapat menekan produksi melatonin, yaitu hormon alami yang biasanya memberi sinyal kepada tubuh ketika tiba waktunya untuk tidur dan membantu mengatur siklus tidur-bangun kita. Dengan menekan melatonin, paparan sinar biru sebelum tidur mengganggu proses alami ini, sehingga membuat Anda lebih sulit untuk tidur dan berpotensi mengurangi kualitas tidur.
Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang berkualitas dipastikan akan berpengaruh pada kulit, terutama kulit di sekitar mata akan terlihat kusam atau bengkak. Masalah tidur jangka panjang juga dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada, seperti jerawat, eksim, dan rosacea.
“Kurang tidur juga dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang memecah kolagen, protein yang bertanggung jawab atas kekencangan kulit. Kurang tidur juga dapat melemahkan pelindung alami kulit, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan dan kulit kering,” kata Freeman.