Senin 29 Jul 2024 16:32 WIB

Belajar Hidup Tanpa Plastik dari Masyarakat Adat

Masyarakat Papua menggunakan tas ikat noken untuk membawa barang belanja.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Seorang mama menata noken dagangannya di Taman Imbi Jayapura, Papua, Selasa (9/11/2021).
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Seorang mama menata noken dagangannya di Taman Imbi Jayapura, Papua, Selasa (9/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Youth Program Coordinator Econusa Erwin Falufi Irianti mengatakan masyarakat di Indonesia timur tidak banyak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Kepedulian masyarakat adat dalam menjaga lingkungan dinilai patut dicontoh.

Yayasan EcoNusa atau Yayasan Ekosistem Nusantara Berkelanjutan fokus mempromosikan pengelolaan yang berkelanjutan dan adil di wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya alam di Indonesia bagian timur. "Di Indonesia timur masih sangat terjaga dari penggunaan plastik maupun sampah plastik karena peraturan atau regulasi yang diberikan pemerintah maupun masyarakat adat itu lebih penting, karena di sana sistemnya ketika ketua adatnya berbicara semua harus mengikuti," kata Erwin di sela kegiatan Piknik Bebas Plastik, Ahad (29/7/2024).

Ia mencontohkan sistem noken atau sistem ikat yang digunakan sebagai sistem pemilihan. Erwin menjelaskan sistem itu tidak hanya untuk pemilihan, tapi juga regulasi-regulasi tidak tertulis.

Erwin mengatakan masyarakat adat memiliki peraturan yang tidak bisa ditentang karena masyarakat percaya akan ada karmanya. Sehingga masyarakat mengikuti peraturan adat untuk menjaga lingkungan. "Karena untuk orang Papua sendiri hutan itu rumahnya mereka, menggunakan plastik mereka merusak rumah sendiri," katanya.