REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN — Calon pejawat pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) 2024 Edy Rahmayadi bersyukur atas hasil riset Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang masih menempatkan elektabilitasnya di urutan ke-2 setelah Bobby Nasution dalam kontestasi Pilkada 2024. Survey tersebut menunjukkan namanya masih diminati untuk melanjutkan kepemimpinan di Sumut.
“Itu kan hasil survei, bersyukur saja. Biar saja, yang penting nanti penentuan itu kan pas hari pencoblosan tanggal 27 November (2024),” kata Edy saat dihubungi Republika dari Jakarta, pada Senin (29/7/2024).
Edy, mantan Pangkostrad itu mengatakan, dari hasil survei tersebut, pun nantinya bakal menjadi modal untuk terus ditingkatkan. “Tapi semua itu, kan nantinya tetap hanya bisa dibuktikan oleh masyarakat di Sumut,” kata Edy.
LSI dalam hasil survei akhir pekan lalu menempatkan elektabilitas Edy Rahmayadi di posisi kedua di bawah Bobby Nasutioan dalam Pilkada 2024 mendatang. Elektabilitas petahana di angka 15,1 persen.
Sedangkan elektabilitas dari menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, hampir dua kali lipat di angka 34,2 persen. Meskipun kalah dalam tingkat elektabilitas, namun begitu, angka popularitas Edy Rahmayadi lebih tinggi ketimbang Bobby. Popularitas Edy Rahmayadi menurut sigi dari LSI, mencapai angka 90,9 persen. Sedangkan tingkat ketenaran Bobby, cuma 88,4 persen.
Edy Rahmayadi mengatakan, hasil-hasil survei merupakan indikator baginya untuk selalu mengevaluasi agar bisa lebih baik. Namun begitu, kata Edy Rahmayadi, hasil survei, tak bisa mempresentasikan realitas masyarakat dalam memilih calon pemimpinnya.
“Mau populer atau tidak menurut survei, itu hanya bisa dibuktikan nantinya oleh masyarakat di Sumut. Karena masyarakat Sumut yang nantinya akan menentukan, bukan survei yang menentukan,” ujar Edy.
Bobby Nasution adalah Wali Kota Medan, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini menjadi satu-satunya politikus lokal yang berhasil mendapatkan tiket pencalonan gubernur dari partai-partai politik (parpol) peserta Pilkada Sumut 2024. Bobby, sudah memegang tiket dukungan dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem. Sementara Edy Rahmayadi, meskipun dalam posisi petahana, hingga kini belum berhasil meyakinkan satupun parpol yang bersedia mengusungnya.
Konstelasi pencalonan gubernur untuk Piilkada Sumut tersebut, mengundang spekulasi calon tunggal alias melawan kotak kosong. Namun begitu, Edy Rahmayadi meyakinkan dirinya bahwa masih ada sejumlah parpol, yang punya hak suara dalam mengusungnya sebagai cagub untuk melawan Bobby, pun menghindari kotak kosong.
Edy, pada Ahad (28/7/2024) mengaku menjalani uji kelayakan cagub di DPP PDI Perjuangan. Uji kelayakan tersebut, kata Edy, sebagai proses untuk meyakinkan partai berlambang banteng moncong putih itu dalam mengusung mantan Pangkostrad tersebut maju sebagai cagub.
“Kalau hasilnya, itu nanti tanyakan ke partainya. Jangan lah tanya sama saya. Yang pasti kan, saya ini tetap berjuang untuk masyarakat Sumatera Utara,” kata Edy.
Selain PDI Perjuangan, sejumlah parpol yang juga belum memutuskan untuk mendukung siapa cagub di Pilgub Sumut 2024 adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan juga Partai Hanura. Di kantor pemenangan Edy Rahmayadi di Medan, Sumut, sudah berkibar bendera PDI Perjuangan, dan Partai Hanura yang ditafsirkan sebagai bentuk dukungan dua partai tersebut untuk Edy Rahmayadi.