Selasa 30 Jul 2024 09:50 WIB

Masinis Indonesia Sukses Kemudikan Whoosh Kecepatan 350 Km per Jam

Sebanyak 39 dari 72 masinis RI memasuki tahap dua dari proses on job training.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Erik Purnama Putra
Kereta cepat Whoosh melaju menuju Stasiun Padalarang dari Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kereta cepat Whoosh melaju menuju Stasiun Padalarang dari Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masinis Whoosh asal Indonesia kini sukses menjalani uji coba mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. Para masinis Indonesia tidak lagi hanya mendampingi, tetapi sudah sepenuhnya mengoperasikan kereta cepat Whoosh pada kondisi perjalanan tanpa penumpang dan dengan pendampingan dari para pengajar.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa mengatakan, torehan itu  merupakan tonggak penting yang menandai kesiapan Indonesia dalam mengelola dan mengoperasikan teknologi Kereta Cepat secara mandiri. Hal itu karena KCIC tidak lagi tergantung dengan masinis asal China.

"Momen ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan SDM Indonesia di bidang perkeretaapian. Milestone ini merupakan bukti berjalannya proses alih pengetahuan dari tenaga profesional Tiongkok kepada para SDM Indonesia berjalan dengan baik dan lancar," ujar Eva dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/7/2024).

Sebanyak 39 dari 72 masinis Indonesia sudah memasuki tahap dua dari proses on job training. Pada tahap 1, masinis Whoosh Indonesia telah melakukan observasi proses kerja masinis profesional. Memasuki tahap 2, masinis Indonesia mulai mengoperasikan Whoosh pada saat langsir di Depo Tegalluar, kereta konfirmasi atau kereta yang beroperasi sebelum jam perjalanan pertama dari Halim-Tegalluar pulang pergi (PP).

Mereka juga menjalankan kereta inspeksi atau comprehensive inspection train (CIT) Halim-Tegalluar PP dengan kecepatan 350 km per jam. Pun para masinis diajari standar operasi prosedur (SOP) ketika menjalankan Kereta Cepat dalam situasi darurat.

"Sebelum memasuki tahap 3 atau mengemudikan kereta berpenumpang dengan pendampingan, para masinis Indonesia masih harus melakukan ujian sebagai bukti kecakapan bahwa dirinya sudah mampu untuk menerapkan berbagai SOP operasi dan penanganan Whoosh dalam kondisi darurat," ucap Eva.

Selain pencapaian para masinis Indonesia, kini 40 dari 78 petugas perawatan Whoosh juga telah mulai melakukan on job training tahap 3. Eva mengatakan, para masinis melalui proses tahap 1 melakukan observasi dan tahap 2 membantu proses perawatan pada sarana Whoosh setiap harinya.

Adapun tahap 3 pada on job training, proses perawatan yang dilakukan sudah mulai berjalan secara mandiri dengan pengawasan. Menurut Eva, secara total terdapat 600 pegawai lokal di berbagai bidang yang sedang melalui proses transfer of knowledge di berbagai bidang seperti masinis, perawatan sarana, perawatan prasarana, operasional kereta dan lainnya.

Dia menyebut, KCIC akan terus meningkatkan program pelatihan dan transfer pengetahuan. Hal itu untuk memastikan seluruh aspek operasional dan perawatan Kereta Cepat dapat dilakukan secara mandiri oleh tenaga kerja lokal.

"Pencapaian ini komitmen KCIC dalam mengembangkan SDM lokal dan memastikan keberhasilan proyek Kereta Cepat Whoosh di Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan Kereta Cepat yang aman, nyaman, dan andal bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Eva.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement