Selasa 30 Jul 2024 12:14 WIB

Ekonomi Tumbuh Tapi Lapangan Kerja Minim, Bahlil: Saya Sampai Nggak Tidur

Pada kuartal II tahun ini, penyerapan tenaga kerja menyentuh angka 677.623 orang.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja bersama  di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Rapat kerja antara Komisi VI DPR, Kementerian BUMN, dan Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tersebut membahas kinerja keuangan BUMN yang terdampak utang luar negeri serta perkembangan investasi di Indonesia pada 2021 dan 2022.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja bersama di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Rapat kerja antara Komisi VI DPR, Kementerian BUMN, dan Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tersebut membahas kinerja keuangan BUMN yang terdampak utang luar negeri serta perkembangan investasi di Indonesia pada 2021 dan 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memahami permasalahan tenaga kerja sering menghantui pikirannya. Ini tentang isu ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kebanyakan.

Bahlil bersyukur, belakangan ada kenaikan lapangan pekerjaan di setiap kuartal. Terdapat sebuah keseimbangan. Di satu sisi, proses menarik investasi yang besar tetap digalakkan, karena muaranya pada pertumbuhan ekonomi nasional. Pada saat yang sama, manfaatnya juga dirasakan para pencari kerja.

Baca Juga

"Tentang tenga kerja, lapangan pekerjaaan kita naik terus. Saya kan sering ditanya wartawan. Pa Menteri apalah artinya pertumbuhan ekonomi bagus, tapi kalau penciptaan lapangan pekerjaannya sedikit. Gara-gara pertanyaaan itu membuat saya nggak tidur," kata pejabat negara kelahiran Maluku Tengah ini, di sela-sela mempresentasikan data realisasi investasi di Indonesia pada Kuartal II 2024, awal pekan ini.

Ia dan timnya lantas bekerja mencari formulasi terbaik. Mereka mengatur bagaimana caranya menarik investasi padat modal. Itu bersamaan dengan penyerapan tenaga kerja.

"Kita blending (gabungkan), mana yang bisa padat karya, mana yang bisa high technology," ujar Bahlil.

Hasilnya seperti yang terlihat. Jika mengacu pada data Kementerian Investasi, nyaris selalu ada kenaikan, tepatnya sejak 2022 lalu, hingga pertengahan 2024 ini. Hitungannya per Kuartal (tiga bulan).

Pada kuartal I 2022, dari adanya investasi terjadi penyerapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 319.013 orang. Lalu pada Kuartal II, 320.534 orang. Menuju kuartal III, 325.575 orang. Kemudian di Kuartal IV (339.879 orang).

Berlanjut ke edisi 2023. Pada Kuartal I, dari adanya investasi terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 384.892 orang. Lalu pada Kuartal II, 464.289 orang. Menuju Kuartal III, 516.467 orang. Kemudian di kuartal IV sedikit mengalami penurunan ke angka 457.895 orang.

Kemudian pada Kuartal I 2024, naik lagi ke angka 547.419 orang. Terakhir yang baru saja dipublikasikan ke media, pada kuartal II tahun ini, penyerapan tenaga kerja menyentuh angka 677.623 orang. Data terbaru pada kuartal II 2024 ini, jika dirincikan, TKI yang beroperasi di wilayah investasi dari dalam negeri (PMDN) sebanyak 410.129 orang, lalu yang berasal dari pemodal asing (PMA), sebanyak 267.494 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement