REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal musim Pelita Jaya Jakarta menjadi kandidat terkuat peraih gelar juara IBL 2024. Pelita Jaya memiliki skuad paling mewah. Bahkan diketahui mereka adalah tim yang membayar gaji pemain di atas batas maksimal atau salary cap sebesar Rp 10 miliar per musim.
Namun di pertengahan musim jelang babak playoff, Satria Muda mengganti tiga pemain asingnya, yang juga mewah sehingga menjadi tim kedua yang tercatat di atas salary cap. Terbukti uang memiliki peran penting. Kedua tim ini kemudian akan saling bentrok di laga final yang akan dimulai Kamis (1/8/2024) di landang Satria Muda Pertamina, Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pelatih Pelita Jaya Johanis Winar menyebut final IBL musim ini lebih menantang. Pasalnya ada aturan baru sistem home and away serta jumlah pemain asing yang kini bertambah menjadi tiga. Ini sangat berbeda ketika Ahang, sapaan akrab Johanis Winar, sukses membawa Pelita Jaya juara IBL 2017 mengalahkan Satria Muda.
"Final tahun 2017 tidak bisa dibandingkan dengan saat ini. Semua sudah berbeda, situasi lebih menantang, pemain asing bertambah. Begitu juga format home and away yang pastinya semakin seru," kata Ahang dalam konferensi pers, Selasa (30/7/2024).