Rabu 31 Jul 2024 10:44 WIB

UNFPA dan BKKBN Dorong Penguatan Data untuk Pembangunan Berkeadilan

Hanya 3 dari 10 negara anggota PBB yang punya data lengkap indikator SDGs.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Petugas Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memeriksa tekanan darah warga sebelum memasang alat kontrasepsi di Kasemen, Serang, Banten, Senin (4/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memeriksa tekanan darah warga sebelum memasang alat kontrasepsi di Kasemen, Serang, Banten, Senin (4/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memperingati Hari Kependudukan Sedunia (HKD) 2024 di Serang, Banten. Perayaan gabungan HKD nasional ini merupakan kolaborasi tahunan antara BKKBN dan UNFPA untuk merayakan kemajuan, merefleksikan tantangan dan pembelajaran, serta memperkuat komitmen bersama mengatasi masalah kependudukan yang mendesak.

Fokus HKD 2024 adalah kekuatan data inklusif untuk membangun masa depan yang tangguh dan adil bagi semua dan memastikan sistem data memperhitungkan seluruh keragaman manusia sehingga setiap orang tercatat, dapat menggunakan hak-hak mereka, dan mencapai potensi penuh.  

“Data itu penting, kami membutuhkan data yang dapat diandalkan, akurat, dan solid. Data bukanlah kemewahan melainkan kewajiban. Data adalah investasi yang baik untuk pembangunan negara dan masyarakat,” kata perwakilan UNFPA di Indonesia, Hassan Mohtashami dalam pernyataan yang dirilis UNFPA, Selasa (30/7/2024).

Mohtashami menambahkan rata-rata hanya 3 dari 10 negara anggota PBB yang punya data lengkap indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). "Jadi masih banyak ketidaklengkapan dalam data SDGs," tambahnya.