REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepeninggal Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, Indonesia kesulitan mencari penerus ganda campuran yang mumpuni. PBSi kesulitan mencari pasangan sepadan mendekati ganda yang mampu mempersembahkan emas Olimpiade 2016 tersebut.
Nama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sempat memberi harapan ketika menjadi kampiun All England 2020. Namun seiring berjalannya waktu, Praveen/Melati pun tak bisa sekonsisten seniornya tersebut. Bahkan, Praveen/Melati dan juga Hafiz Faisal/Gloria Emmanuelle Widjaja keluar dari pelatnas. Sehingga sektor ini semakin tidak memiliki pasangan yang bisa diandalkan.
Hanya ada Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, serta kemudian mulai menanjak Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Namun di saat mereka hendak menjejak ke atas, pelatih Nova Widianto meninggalkan Cipayung untuk melatih Malaysia.
Nova, dan juga pelatih Pratama Flandy Limpele, lebih memilih berkarir di negeri orang. Bukan karena tak ada rasa nasionalisme, tetapi, menurut pengakuan keduanya, kontrak mereka di Pelatnas Cipayung tak jelas.